LAPORAN PENGAMATAN
“PENCERNAAN MAKANAN PADA Paramecium sp”
Praktikum
Fisiologi Bidang Studi Pendidikan Biologi S-1
Disusun
oleh :
-
R. Neni N
|
(15542011)
|
-
Nadia Adiati P
|
(15542019)
|
-
Depi Saraswati
|
(15542015)
|
-
Sulia Nawangsih
|
(15542014)
|
-
Eva hardiyanti
|
(15542001)
|
-
Rizal Dwi Lesmana
|
(15542017)
|
KELAS
: 3 – A
LABORATORIUM BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
GARUT
2017
A.
Judul
Pengamatan
“
Pencernaan Makanan pada Paramecium sp”
B.
Tujuan
Pengamatan
Untuk mengetahui proses Siklosis dan pengeluaran sisa makanan yang tidak dicerna (Defekasi) pada Paramecium sp
Untuk mengetahui proses Siklosis dan pengeluaran sisa makanan yang tidak dicerna (Defekasi) pada Paramecium sp
C.
Alat
dan Bahan dan fungsinya
- Alat – alat yang digunakan untuk pengamatan proses pencernaan Paramecium sp :
·
Gelas kimia (Beker glass 500 mL),
|
Digunakan sebagai
wadah air kultur jaringan Paramecium
sp.
|
·
Pipet Tetes
|
Digunakan untuk
mengambil air atau zat.
|
·
Gelas objek dan cover glasa
|
Digunakan untuk
menyimpan preparat yang akan di amati.sedangkan cover glass digunakan sebagai penutup preparat pada gelas objek.
|
·
Mikroskop
|
Digunakan untuk
mengamati pergerakan Paramecium sp
|
·
Kapas
|
Digunakan untuk
memperkecil pergerakan Paramecium sp pada
saat diamati pada mikroskop
|
·
ATK
|
Digunakan
untuk mencatat hasil pengamatan
|
·
Alat perekam,
|
Digunakan sebagai
dokumentasi saat pengamatan.
|
- Alat yang diguanakan untuk membuat kultur jaringan Paramecium sp
·
Gelas kimia (Beker glass) 4 buah,
|
Digunakan untuk menyimpan
air kultur jaringan Paramecium sp
|
·
Pipet tetes
|
Digunakan
untuk mengambil air yang akan di amati.
|
·
Objek gelas dan cover glass
|
Digunakan untuk
menyimpan preparat yang akan diamati
|
·
Mikroskop
|
Digunakan untuk
mengamati dan mencari Paramecium sp.
|
·
Pembakar spirtus
|
Digunakan untuk
memanaskan air yang akan digunakan.
|
·
Kaki tiga dan kasa asbes
|
Digunakan untuk
menyangga gelas kimia saat dipanaskan.
|
|
Untuk memberikan
label pada gelas kimia
|
|
Untuk mencatat hasil
pengamatan
|
·
Alat perekam
|
Digunakan
untuk dokumentasi saat pengamatan
|
|
|
·
Tissue
|
Untuk
membersihkan sisa praktikum
|
·
Bensin
|
Untuk
menyalakan api pada pembakar spirtus.
|
·
Gunting
|
Untuk
memotong jerami.
|
-
- Bahan yang digunakan untuk pengamatan pencernaan Paramecium sp
Digunakan sebagai
bahan utama pengamatan
|
|
·
Larutan Ragi
|
Digunakan untuk
sumber makanan Paramecium sp
|
|
Digunakan untuk melihat
pencernaan makanan pada Paramecium sp secara jelas, sehingga
pergerakan pencernaan makanannya terlihat jelas.
|
|
Digunakan untuk
mewarnai ragi
|
- Bahan yang digunakan untuk membuat kultur jaringan
|
Sebagai
sumber utama benih Paramecium sp
|
·
Jerami kering
|
Sebagai media untuk hidup dan sumber nutrisi paramecium dalam air kultur. |
D.
Langkah
Kerja
- Membuat Air Kultur Jaringan :
·
Alat dan Bahan yang akan digunakan disiapkan
·
1 liter air kotor dimasukan kedalam 2 gelas
kimia 500 mL (Gelas A dan Gelas B)
·
Gelas A dipanaskan dengan pembakar spirtus
sampai mendidih (Suhu : 100◦C)
·
Setelah mendidih, air tabung A disimpan sampai
suhu turun dibawah 30◦C
·
Sambil menuggu air tabungan mendidih, Air dari
tabung B diambil dengan menggunakan pipet tetes dan disimpan pada gelas objek
·
Gelas objek lalu di tutup cover gelas dan
disimpan pada meja preparat mikroskop
·
Preparat diamati, dan spesies Paramecium sp dicari
·
Air yang didalamnya ditemukan Paramecium sp lalu
dimasukan kedalam Tabung B yang sudah dingin (Dibawah 30◦C)
·
Lakukan hal berulang untuk mencari spesies Paramecium
sp minimal 20 ekor
·
setelah selesai, Tutup gelas A dengan
menggunakan pelastik, dan rekatkan dengan karet gelang. diatasnya beri lubang
agar udara dapat masuk
·
Simpan tabung A ditempat aman, dan tidak terkena
cahaya matahari
·
Lakukan langkah dari awal sebanyak 3 kali
pengulangan dengan rentang waktu 4 hari.
Pengamatan Pencernaan Paramecium sp :
Pengamatan Pencernaan Paramecium sp :
·
Alat dan bahan yang digunakan disiapkan
·
Air kultur diambil dengan Pipet tetes sebanyak
satu tetes dan diletakan pada gelas objek
·
Larutan ragi original / ragi yang telah diberi
congo red ditambahkan sebanyak satu tetes pada gelas objek
·
beberapa helay kapas dibubuhkan kedalam air
kultur
·
Gelas preparat ditutup dengan cover glass, lalu
diamati dengan mikroskop
·
Proses makan sampai proses defikasi Paramecium
sp di amati, dicatat dan direkam
·
Hasil pengamatan di catat pada modul atau lembar
kerja
E.
Hasil
Pengamatan
1. Hasil
a. Hasil Kultur Jaringan
Keterangan :
b. Hasil Pengamatan Sistem Pencernaan Paramecium
a. Hasil Kultur Jaringan
Tabung
|
waktu
|
Jumlah
|
Ukuran
|
A
|
14 Oktober
2017
|
++
|
sedang
|
C
|
18 Oktober
2017
|
+++++
|
Kecil
|
D
|
24 Oktober
2017
|
+++++
|
Besar
|
Keterangan :
- Semakin banyak jumlah ‘+’ = jumlah spesies
Paramecium sp semakin banyak
2. Pembahasan
Paramecium merupakan salah satu spesies yang temasuk
filum Protozoa. Paramecium ini memiliki ukuran tubuh sekitar 50-350 mikrometer,
Merupakan hewan uniseluler karena hanyan memiliki satu sel. Memiliki bentuk yang
pipih dan kadang terlihat berbentuk oval dan menyerupai sandal (cenela).
Tubuhnya bening, sehingga bagian dalam tubuhnya dapat terihat. Paramecium termasuk kedalam protozoa yang bergerak dengan menggunakan alat gerak ciliate atau rambut getar.
Klasifikasi
Paramecium :
-
Kingdom :
Animalia
-
Filum : Protozoa
-
Kelas : Ciliata
-
Ordo : Gymnoestoma
-
Famili : Gymnoestomidae
-
Genus : Paramecium
-
Spesies :
Paramecium sp
Struktur tubuh dari paramecium, seperti telah
dijelaskan diatas, yaitu memiliki tubuh yang mirip sandal pipih. Ada bagian
tubuhnya yang dempak di sebelah depan dan meruncing dibagian lainnya. Tubuhnya
hanya dilapisi oleh membrane, karena bagian tubuh dari paramecium ini tidak
berkembang dengan baik, itu sebabnya disebut dengan hewan tingkat rendah. Paramecium sp termasuk kelas siliata,
karena dilihat dari alat geraknya yaitu rambut getar (Cilia), cilia ini
terdapat pada seluruh bagian tubuh luarnya, maka ia bergerak dengan cara
menggetarkan semua cilia nya. Karena
termasuk kedalam hewan uni seluler, maka paramecium hanya memiliki satu sel
saja, bagian – bagian tubuh dari paramecium/ 1 sel paramecium, antara lain :
·
Inti sel, berfungsi sebagai otak atau
pengatur aktivitas didalam tubuh paramecium
·
Macronukleus, untuk mengawasi kegiatan
metabolisme pertumbuhan dan regenerasi
·
Micronukleus, untuk mengendalikan
kegiatan reproduksi
·
Sitoplasma, sebagai bagian didalam tubuh
sitoplasma yang berisi cairan dan bahan-bahan organic.
·
Rongga makanan, sebagai rongga masuknya
makanan kedalam tubuh
·
Vakuola kontraktil, berfungsi sebagai
osmoregulator
·
Vakuola, yang berfungsi sebagai system
pencernaan pada paramecium
·
Sitostoma befungsi sebagai tempat
menangkap makanan dengan bantuan cilia.
·
Sitofaring berfungsi sebagai tempat
masuknya makanan
·
Sitopage, Tempat keluarnya zat sisa
·
Ciliata, sebagai alat gerak dari
paramecium
Spesies Paramecium sp atau kelas ciliate ada yang hidup pada air tawar yang banyak mengandung bakteri atau zat-zat organic. Zat – zat organic tersebut bisa digunakan sebagai sumber makanannya. Selain pada air tawar, tetapi juga ada yang hidup di tempat lain, misalnya pada usus tebal manusia yang sewaktu-waktu dapat menimbulkan gangguan perut, contohnya Balantidium coli. Paramecium atau pun jenis protozoa lain berkembang biak secara vegetative membelah diri secara transversal, dimulai dengan makronukleus yang diikuti oleh sitoplasmanya, membelah diri dapat terjadi kurang lebih tiap 24 jam. Setelah beberapa kali pembiakan vegetative, terjadilah perkembangan generative secara konyugasi. Sistem respirasi dan ekskresi terjadi melalui permukaan tubuhnya (Selaput plasma). Tubuhnya dilindungi oleh pellicle, dibawah pellicle terdapa trichocyst yang akan dikeluarkan jika dirangsang. Trichosyt ini berfungsi juga sebagai alat perlindungan jika diserang oleh manusia.
Spesies Paramecium sp atau kelas ciliate ada yang hidup pada air tawar yang banyak mengandung bakteri atau zat-zat organic. Zat – zat organic tersebut bisa digunakan sebagai sumber makanannya. Selain pada air tawar, tetapi juga ada yang hidup di tempat lain, misalnya pada usus tebal manusia yang sewaktu-waktu dapat menimbulkan gangguan perut, contohnya Balantidium coli. Paramecium atau pun jenis protozoa lain berkembang biak secara vegetative membelah diri secara transversal, dimulai dengan makronukleus yang diikuti oleh sitoplasmanya, membelah diri dapat terjadi kurang lebih tiap 24 jam. Setelah beberapa kali pembiakan vegetative, terjadilah perkembangan generative secara konyugasi. Sistem respirasi dan ekskresi terjadi melalui permukaan tubuhnya (Selaput plasma). Tubuhnya dilindungi oleh pellicle, dibawah pellicle terdapa trichocyst yang akan dikeluarkan jika dirangsang. Trichosyt ini berfungsi juga sebagai alat perlindungan jika diserang oleh manusia.
Paramecium merupakan hewan yang tidak
memiliki organ pencernaan yang kompleks seperti pada hewan tingkat tinggi,
sehingga mereka makan dengan organ khusus, yaitu melalui rongga makanan yang
ada pada bagian tubuhnya. System pencernaan pada paramecium akan memunculkan proses
siklosis . Sistem pencernaan pada paramecium ini berikatan dengan system
pengeluaran zat sisa makananya atau biasa disebut defekasi.
Untuk mengetahui system pencernaan
makanan Paramecium, Proses siklosis serta defekasi paramecium, dilakukan
pengamatan dengan spesies paramecium. Paramecium yang digunakan merupakan
spesies hasil kultur jaringan yang dilakukan beberapa hari sebelum dilakukannya
pengamatan system pencernaan.
a. Kultur
Jaringan
Kultur jaringan sendiri merupakan sebuah
metode untuk mengisolasi bagian dari sekelompok sel atau tumbuhan atau ajringan
yang ditumbuhkan dengan kondisi aseptic, sehingga bagian tanaman tersebut dapat
memperbanyak diri tumbuh menjadi sel yang lengkap atau lebih besar lagi.
Prinsip dari kultur jaringan ini adalah
dengan memanfatkan prinsip perbanyakan
secara vegetative, teknik kultur jaringan ini dilakukan dalam kondisi
aseptic didalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Dalam
pembuatan kultur jaringan air yang didapat di panaskan terlebih dahulu sampai
mencapai suhu 100◦C, hal ini dimaksudkan untuk membuat air yang akan digunakan
menjadi steril dan tebebas dari kuman atau organisme lain, sehingga saat
paramecium baru yang akan hidup disana menjadi steril dan diharapkan dapat
tumbuh dengan baik. Namun setelah air dipanaskan, air harus di dinginkan sampai
suhu dibawah 30◦C, hal ini dilakukan agar suhu sel dan suhu lingkungannya tidak
terlalu berbeda dan lebih mudah untuk beradaptasi, Selain itu spesies
paramecium tidak begitu menyukai suhu yang tinggi, pada habitat aslinya pun
paramecium biasa hidup pada dasar air. Selain tempat yang steril, dalam wadah
kultur jaringan diperlukan tempat bagi sel untuk tumbuh dan mengambil nutrisi
yang dapat mendukung kehidupannya, yaitu dengan menggunakan jerami kering.
Kultur jaringan dilakukan dengan 3 kali pengulangan
dengan perlakuan yang sama, karena untuk mendapatkan hasil spesies yang baik
dan berukuran cukup besar. Fungsi sel yang besar, adalah agar saat pengamatan
system pencernaan dapat terlihat dengan cukup jelas bagian dalam tubuhnya dan
proses pencernaannya, jika ukuran tubuh sel kecil akan lebih sulit dalam
pengamatan.
b. Pangamatan
Sistem pencernaan dan defekasi Paramecium caudatum
Pengamatan
pertama menggunakan Perbesaran Mikroskop 10 x 10 untuk memastikan ada tidaknya
spesies Paramecium yang akan diamati, setelah terlihat adanya spesies
pengamatan dilanjutkan dengan menggunakan Ragi atau ragi yang telah ditambahkan
congo red, ragi tersebut berfungsi sebagai media atau sumber makanan pada
paramecium yang akan di amati, dengan adanya ragi didalamnya paramecium akan
memakan ragi tersebut, sehingga akan terlihat system pencernaannya. Perbedaan
menggunakan ragi biasa dan ragi dengan congo red adalah jika dengan congo red
perbedaan warnanya semakin jelas terlihat dibandingkan dengan ragi biasa.
Selain ditambah ragi, dibubuhkan pula beberapa helasi kapas, hal ini berfungsi
untuk mempersempi pergerakan paramecium saat sedang diamati
Tubuh Paramecium
sp yang belum ditambahkan ragi
Pengamatan
selanjutnya menggunakan perbesaran 40 x 10 serta 10 x 10. Paramecium yang
diamati memiliki ukuran yang cukup besar meskipun pada perbesaran 10 x 10. Pada awal-awal pengamatan terlihat bagian tubuh dari paramecium masing bening dan
terlihat kosong.
|
Namun setelah beberapa saat, paramecium tersebut terlihat memasukan ragi atau makanannya pada bagian tubuh yang lebih membulat secara holozoic. Setelah beberapa saat makanan masuk pada ubuh paramecium, pada bagian tubuhnya terlihat adanya perubahan warna, menjadi lebih jelas kehitaman. Dari hal tersebut terlihat vakuola makanan telah terbentuk.
Hasil pengamatan terbentuknya vakola makanan saat ditambahkan ragi
Vakuola
makanan yang terbentuk cukup terlihat dengan jelas, karena terlihat dari
perubahan warna tubuhnya. Namun pada saat pencernaan makanan, vakuola
kontraktil tidak terlihat dengan jelas, vakuola kontraktil ini adalah bagian
dari sel yang memiliki fungsi sebagai osmoregulator, yaitu mengatur tekanan
osmotic pada tubuh sel. Vakuola kontraktil ini biasanya berbentuk seperti
bintang pada tubuh sel paramecium.
Vakuola makanan
yang terbentuk bergerak pada tubuh paramecium, pergerakannya hampir telihat
tidak beraturan, namun pergerakan tersebut terlihat bergerak searah dengan
jarum jam.
Arah Vakuola makanan
Arah Vakuola makanan
Vakuola
makanan yang awalnya berkumpul dibagian tengah menjadi tersebar dan berkumpuk
dibagian pinggir. Vakuola makanan bergerak dari saat paramecium memasukan
makanan dan bergerak. Setelah beberapa saat bagian yang berkumpul dipinggir
tersebut keluar melalui bagian lain dari tubuh paramecium.
Berdasarkan
hasil pengamatan ulang dengan menggunakan rekaman video, tercatat waktu
perpindahan atau waktu dari masuknya manakan sampai keluarnya makanan
(Defikasi) adalah 23 detik, dengan rincian waktu makanan masuk pada pukul 01.06
WIB dan makanan keluar pada pukul 01.29 WIB.
Pada pembahasan
tidak dijelaskan mengenai Makronukleus, Mikronukleus serta vakuola kontraktil,
dikarenakan ketiga organ tersebut tidak dapat dilihat dnegan jelas saat
pengamatan.
Penjelasan
secara rinci :
Makanan
yang masuk secara endositosis pada rongga mulut/rongga makan (Oral groove)
didorong masuk oleh ciliata yang ada dibagian luar tubuh serta dibantu dengan
dorongan air, makanan tersebut masuk kedalam sitostoma, sitostoma ini berfungsi
untuk menangkap makanan dengan dibantu silia, kemudian makanan
didorong ke sitofaring dengan derakan cilia dan dorongan air, sitofaring ini
berfungsi untuk jalan masuknya makanan, saat makanan mencapai bagian
sitofaring, saat itu pula vakuola makanan terbentuk pada tubuh.
Proses
pencernaan makanan / ragi, terjadi didalam vakuola makanan dan bergerak
dibagian sitoplasma, hal inilah yang disebut dengan gerak atau proses siklosis.
Pencernaan makanan pada paramecium ini dibantu oleh enzim – enzim yang
disekresikan oleh Lisosom keddalam vakuola makanan dalam proses siklosis.
Karena dalam ragi mengandung Energi 136 kkal, Protein = 43 gr, Lemak = 2,4 gr,
Karbohidrat = 3 gr, Kalsium = 140 mg, Fosfor = 1900 mg,
Zat Besi = 20 mg, maka enzim-enzim yang berperan adalah enzim protease (memecah protein), karbohidrase (memecah karbohidrat) lipase (memecah molekuk lemak) dan esterase (Memecah ester). Vakuola yang bergerak akan mengalami perubahan bentuk menjadi lebih kecil ukurannya secara bertahap, hal ini terjadi karena adanya prose digesti (Pencernaan) dan absorpsi (Penyerapan).
Zat Besi = 20 mg, maka enzim-enzim yang berperan adalah enzim protease (memecah protein), karbohidrase (memecah karbohidrat) lipase (memecah molekuk lemak) dan esterase (Memecah ester). Vakuola yang bergerak akan mengalami perubahan bentuk menjadi lebih kecil ukurannya secara bertahap, hal ini terjadi karena adanya prose digesti (Pencernaan) dan absorpsi (Penyerapan).
Pada
saat pengamatan dengan menggunakan ragi, menyebabkan terjadinya perubahan warna
pada vakuola makanan, hal ini menandakan adanya proses pencernaan makanan.
Perubahan warna ini pula menunjukan terjadinya perubahan PH pada tubuh
paramecium, Perubahan ini disebabkan karena adanya enzim – enzim yang
disekresikan oelh lisosom.
Setelah
proses pencernaan makanan selesai, maka vakuola makanan dan lisosom yang
sebelumnya berfusi untuk mencerna mkanan akan berpisah kembali.
Makanana
yang diabsospsi akan masuk kedalam darah untuk diangkut menuju seluruh bagian
tubuh paramecium dengan organ tertentu, namun ada juga bagian dari makanan yang
idak dicerna atau disebut dengan zat sisa (zat buangan), zat sisa ini disimpan
untuk sementara, yang kemudian akan dibuang melalui organ sitopage, proses
keluarnya zat sisa ini disebut dengan defekasi, dengan melalui proses
eksositosis.
Berdasarkan
pengamatan system pencernaan pada paramecium caudatum yang kelompok kami
lakukan, dapat disimpulkan bahwa:
Proses siklosis merupakan
proses bergeraknya vakuola makanan dalam sitoplasma. Gerak tersebut diawali
oleh masuknya makanan dari rongga makan, yang kemudian masuk kedaerah tengah
dan bergerak ke bagian anterior, setelah sampai di ujung anterior kembali
bergerak kearah laon. Terbentuknya
vakuola makanan menandakan makanan yang masuk pada tubuh paramecium sedang di
cerna, saat proses pencernaan tersebut menyebabkan vakuola bergerak. Selain
pergerakan vakuola ciri di cernanya
makanan yaitu dengan berubahnya warna vakuola menjadi lebih gelap. pergerakan
dan perubahan vakuola ini terjadi karena bantuan enzim sehingga makanan di
cerna secara optimal. Vakuola bergerak dalam tubuh paramecium searah dengan
jarum jam.
Proses defekasi adalah pengeluaran zat sisa atau zat buangan
dari makanan yang tidak di cerna pada tubuh paramecium. Pengeluaran zat sisa
ini terjadi setelah makanan masuk,
bergerak dan dicerna serta di serap lalu sisa makannya di keluarkan lewat
sitopage atau bagian rongga yang difungsikan sebagai alat pengeluaran zat sisa.
Proses pengeluarannya biasa di sebut eksositosis. selang waktu dari masuknya
makanan sampai pengeluaran pada pengamatan kurang lebih 23 detik.
DAFTAR
PUSTAKA
Sumber
Buku :
- Rusyana.Adun.
2013. Zoologi Invertebrata (Teori dan
praktikum). Bandung: Alfabeta
Sumber
Internet :
- - Http://googleweblight.com/?lite_url=http://leafygreenworld.blogspot.com/2010/06/pencernaan-pada-paramecium
(26/10/2017 20.12 WIB)
- Http://googleweblight.com/?lite_url=http://catatanguru-biologi.blogspot.com/2014/12/laporan-praktikum-fisologi-hewan (26/10/2017 20.30 WIB)
- Http://googleweblight.com/?lite_url=http://catatanguru-biologi.blogspot.com/2014/12/laporan-praktikum-fisologi-hewan (26/10/2017 20.30 WIB)