Sabtu, 28 Oktober 2017

Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Ke-1

LAPORAN PENGAMATAN
“PENCERNAAN MAKANAN PADA Paramecium sp”

Praktikum Fisiologi Bidang Studi Pendidikan Biologi S-1


Disusun oleh :

-          R. Neni N
(15542011)
-          Nadia Adiati P
(15542019)
-          Depi Saraswati
(15542015)
-          Sulia Nawangsih
(15542014)
-          Eva hardiyanti
(15542001)
-          Rizal Dwi Lesmana
(15542017)


KELAS : 3 – A





LABORATORIUM BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
GARUT

2017



A.    Judul Pengamatan
      “ Pencernaan Makanan pada Paramecium sp”

B.     Tujuan Pengamatan
        Untuk mengetahui proses Siklosis dan pengeluaran sisa makanan yang tidak dicerna (Defekasi)     pada Paramecium sp

C.    Alat dan Bahan dan fungsinya
  •   Alat – alat yang digunakan untuk pengamatan proses pencernaan Paramecium sp :


·         Gelas kimia (Beker glass 500 mL),

Digunakan sebagai wadah air kultur jaringan Paramecium sp.
·         Pipet Tetes


Digunakan untuk mengambil air atau zat.
·         Gelas objek dan cover glasa

Digunakan untuk menyimpan preparat yang akan di amati.sedangkan cover glass digunakan sebagai penutup preparat pada gelas objek.

·         Mikroskop

Digunakan untuk mengamati pergerakan Paramecium sp
·         Kapas

Digunakan untuk memperkecil pergerakan Paramecium sp pada saat diamati pada mikroskop
·         ATK

Digunakan untuk mencatat hasil pengamatan

·         Alat perekam,

Digunakan sebagai dokumentasi saat pengamatan.

  •      Alat yang diguanakan untuk membuat kultur jaringan Paramecium sp

·         Gelas kimia (Beker glass) 4 buah,


Digunakan untuk menyimpan air kultur jaringan Paramecium sp
·         Pipet tetes


Digunakan untuk mengambil air yang akan di amati.

·         Objek gelas dan cover glass


Digunakan untuk menyimpan preparat yang akan diamati
·         Mikroskop

Digunakan untuk mengamati dan mencari Paramecium sp.
·         Pembakar spirtus


Digunakan untuk memanaskan air yang akan digunakan.
·         Kaki tiga dan kasa asbes


Digunakan untuk menyangga gelas kimia saat dipanaskan.
·         Kertas Label



Untuk memberikan label pada gelas kimia
·         ATK



Untuk mencatat hasil pengamatan
·         Alat perekam


Digunakan untuk dokumentasi saat pengamatan
·         Plastik dan Karet gelang




Digunakan untuk menutup gelas kimia air kultur jaringan
·         Tissue

Untuk membersihkan sisa praktikum
·         Bensin


Untuk menyalakan api pada pembakar spirtus.
·         Gunting


Untuk memotong jerami.
-          
  •              Bahan yang digunakan untuk pengamatan pencernaan Paramecium sp

·         Air kultur jaringan Paramecium sp



Digunakan sebagai bahan utama pengamatan
·         Larutan Ragi
   

Digunakan untuk sumber makanan Paramecium sp
·         Carmin



Digunakan untuk melihat pencernaan makanan pada Paramecium sp secara jelas, sehingga pergerakan pencernaan makanannya terlihat jelas.
·         Congo red



Digunakan untuk mewarnai ragi


  •     Bahan yang digunakan untuk membuat kultur jaringan

·         Air Kotor


Sebagai sumber utama benih Paramecium sp
·         Jerami kering





Sebagai media untuk hidup dan sumber nutrisi paramecium dalam air kultur.


D.    Langkah Kerja
-                                            Membuat Air Kultur Jaringan :
·         Alat dan Bahan yang akan digunakan disiapkan
·         1 liter air kotor dimasukan kedalam 2 gelas kimia 500 mL (Gelas A dan Gelas B)
·         Gelas A dipanaskan dengan pembakar spirtus sampai mendidih (Suhu : 100◦C)
·         Setelah mendidih, air tabung A disimpan sampai suhu turun dibawah 30◦C
·         Sambil menuggu air tabungan mendidih, Air dari tabung B diambil dengan menggunakan pipet tetes dan disimpan pada gelas objek
·         Gelas objek lalu di tutup cover gelas dan disimpan pada meja preparat mikroskop
·         Preparat diamati, dan spesies Paramecium sp dicari
·         Air yang didalamnya ditemukan Paramecium sp lalu dimasukan kedalam Tabung B yang sudah dingin (Dibawah 30◦C)
·         Lakukan hal berulang untuk mencari spesies Paramecium sp minimal 20 ekor
·         setelah selesai, Tutup gelas A dengan menggunakan pelastik, dan rekatkan dengan karet gelang. diatasnya beri lubang agar udara dapat masuk
·         Simpan tabung A ditempat aman, dan tidak terkena cahaya matahari
·         Lakukan langkah dari awal sebanyak 3 kali pengulangan dengan rentang waktu 4 hari.

 Pengamatan Pencernaan Paramecium sp :
·         Alat dan bahan yang digunakan disiapkan
·         Air kultur diambil dengan Pipet tetes sebanyak satu tetes dan diletakan pada gelas objek
·         Larutan ragi original / ragi yang telah diberi congo red ditambahkan sebanyak satu tetes pada gelas objek
·         beberapa helay kapas dibubuhkan kedalam air kultur
·         Gelas preparat ditutup dengan cover glass, lalu diamati dengan mikroskop
·         Proses makan sampai proses defikasi Paramecium sp  di amati, dicatat dan direkam
·         Hasil pengamatan di catat pada modul atau lembar kerja 

E.     Hasil Pengamatan 
      1. Hasil

    a. Hasil Kultur Jaringan

Tabung
waktu
Jumlah
Ukuran
A
14 Oktober 2017
++
sedang
C
18 Oktober 2017
+++++
Kecil
D
24 Oktober 2017
+++++
Besar

        Keterangan :
        - Semakin banyak jumlah ‘+’ = jumlah spesies Paramecium sp semakin banyak

        b. Hasil Pengamatan Sistem Pencernaan Paramecium 




      2. Pembahasan
                  Paramecium merupakan salah satu spesies yang temasuk filum Protozoa. Paramecium ini memiliki ukuran tubuh sekitar 50-350 mikrometer, Merupakan hewan uniseluler karena hanyan memiliki satu sel. Memiliki bentuk yang pipih dan kadang terlihat berbentuk oval dan menyerupai sandal (cenela). Tubuhnya bening, sehingga bagian dalam tubuhnya dapat terihat. Paramecium termasuk kedalam protozoa yang bergerak dengan menggunakan alat gerak ciliate atau rambut getar.


                      

Klasifikasi Paramecium :
-          Kingdom         : Animalia
-          Filum               : Protozoa
-          Kelas               : Ciliata
-          Ordo                : Gymnoestoma
-          Famili             : Gymnoestomidae
-          Genus             : Paramecium
-          Spesies            : Paramecium sp

Struktur tubuh dari paramecium, seperti telah dijelaskan diatas, yaitu memiliki tubuh yang mirip sandal pipih. Ada bagian tubuhnya yang dempak di sebelah depan dan meruncing dibagian lainnya. Tubuhnya hanya dilapisi oleh membrane, karena bagian tubuh dari paramecium ini tidak berkembang dengan baik, itu sebabnya disebut dengan hewan tingkat rendah. Paramecium sp termasuk kelas siliata, karena dilihat dari alat geraknya yaitu rambut getar (Cilia), cilia ini terdapat pada seluruh bagian tubuh luarnya, maka ia bergerak dengan cara menggetarkan semua cilia nya.  Karena termasuk kedalam hewan uni seluler, maka paramecium hanya memiliki satu sel saja, bagian – bagian tubuh dari paramecium/ 1 sel paramecium, antara lain :
·         Inti sel, berfungsi sebagai otak atau pengatur aktivitas didalam tubuh paramecium
·         Macronukleus, untuk mengawasi kegiatan metabolisme pertumbuhan dan regenerasi
·         Micronukleus, untuk mengendalikan kegiatan reproduksi
·         Sitoplasma, sebagai bagian didalam tubuh sitoplasma yang berisi cairan dan bahan-bahan organic.
·         Rongga makanan, sebagai rongga masuknya makanan kedalam tubuh
·         Vakuola kontraktil, berfungsi sebagai osmoregulator
·         Vakuola, yang berfungsi sebagai system pencernaan pada paramecium
·         Sitostoma befungsi sebagai tempat menangkap makanan dengan bantuan cilia.
·         Sitofaring berfungsi sebagai tempat masuknya makanan
·         Sitopage, Tempat keluarnya zat sisa
·         Ciliata, sebagai alat gerak dari paramecium 

               Spesies Paramecium sp atau kelas ciliate ada yang hidup pada air tawar yang banyak mengandung bakteri atau zat-zat organic. Zat – zat organic tersebut bisa digunakan sebagai sumber makanannya. Selain pada air tawar, tetapi juga ada yang hidup di tempat lain, misalnya pada usus tebal manusia yang sewaktu-waktu dapat menimbulkan gangguan perut, contohnya Balantidium coli. Paramecium atau pun jenis protozoa lain berkembang biak secara vegetative membelah diri secara transversal, dimulai dengan makronukleus yang diikuti oleh sitoplasmanya, membelah diri dapat terjadi kurang lebih tiap 24 jam. Setelah beberapa kali pembiakan vegetative, terjadilah perkembangan generative secara konyugasi. Sistem respirasi dan ekskresi terjadi melalui permukaan tubuhnya (Selaput plasma). Tubuhnya dilindungi oleh pellicle, dibawah pellicle terdapa trichocyst yang akan dikeluarkan jika dirangsang. Trichosyt ini berfungsi juga sebagai alat perlindungan jika diserang oleh manusia.
Paramecium merupakan hewan yang tidak memiliki organ pencernaan yang kompleks seperti pada hewan tingkat tinggi, sehingga mereka makan dengan organ khusus, yaitu melalui rongga makanan yang ada pada bagian tubuhnya. System pencernaan pada paramecium akan memunculkan proses siklosis . Sistem pencernaan pada paramecium ini berikatan dengan system pengeluaran zat sisa makananya atau biasa disebut defekasi.
Untuk mengetahui system pencernaan makanan Paramecium, Proses siklosis serta defekasi paramecium, dilakukan pengamatan dengan spesies paramecium. Paramecium yang digunakan merupakan spesies hasil kultur jaringan yang dilakukan beberapa hari sebelum dilakukannya pengamatan system pencernaan.

a.       Kultur Jaringan
Kultur jaringan sendiri merupakan sebuah metode untuk mengisolasi bagian dari sekelompok sel atau tumbuhan atau ajringan yang ditumbuhkan dengan kondisi aseptic, sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri tumbuh menjadi sel yang lengkap atau lebih besar lagi.
Prinsip dari kultur jaringan ini adalah dengan memanfatkan prinsip perbanyakan  secara vegetative, teknik kultur jaringan ini dilakukan dalam kondisi aseptic didalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Dalam pembuatan kultur jaringan air yang didapat di panaskan terlebih dahulu sampai mencapai suhu 100◦C, hal ini dimaksudkan untuk membuat air yang akan digunakan menjadi steril dan tebebas dari kuman atau organisme lain, sehingga saat paramecium baru yang akan hidup disana menjadi steril dan diharapkan dapat tumbuh dengan baik. Namun setelah air dipanaskan, air harus di dinginkan sampai suhu dibawah 30◦C, hal ini dilakukan agar suhu sel dan suhu lingkungannya tidak terlalu berbeda dan lebih mudah untuk beradaptasi, Selain itu spesies paramecium tidak begitu menyukai suhu yang tinggi, pada habitat aslinya pun paramecium biasa hidup pada dasar air. Selain tempat yang steril, dalam wadah kultur jaringan diperlukan tempat bagi sel untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang dapat mendukung kehidupannya, yaitu dengan menggunakan jerami kering.
Kultur jaringan dilakukan dengan 3 kali pengulangan dengan perlakuan yang sama, karena untuk mendapatkan hasil spesies yang baik dan berukuran cukup besar. Fungsi sel yang besar, adalah agar saat pengamatan system pencernaan dapat terlihat dengan cukup jelas bagian dalam tubuhnya dan proses pencernaannya, jika ukuran tubuh sel kecil akan lebih sulit dalam pengamatan.


b.      Pangamatan Sistem pencernaan dan defekasi Paramecium caudatum
Pengamatan pertama menggunakan Perbesaran Mikroskop 10 x 10 untuk memastikan ada tidaknya spesies Paramecium yang akan diamati, setelah terlihat adanya spesies pengamatan dilanjutkan dengan menggunakan Ragi atau ragi yang telah ditambahkan congo red, ragi tersebut berfungsi sebagai media atau sumber makanan pada paramecium yang akan di amati, dengan adanya ragi didalamnya paramecium akan memakan ragi tersebut, sehingga akan terlihat system pencernaannya. Perbedaan menggunakan ragi biasa dan ragi dengan congo red adalah jika dengan congo red perbedaan warnanya semakin jelas terlihat dibandingkan dengan ragi biasa. Selain ditambah ragi, dibubuhkan pula beberapa helasi kapas, hal ini berfungsi untuk mempersempi pergerakan paramecium saat sedang diamati


Tubuh Paramecium sp yang belum ditambahkan ragi





                   Pengamatan selanjutnya menggunakan perbesaran 40 x 10 serta 10 x 10. Paramecium                          yang diamati memiliki ukuran yang cukup besar meskipun pada perbesaran 10 x 10. Pada                   awal-awal pengamatan terlihat bagian tubuh dari paramecium masing bening dan terlihat kosong.

Namun setelah beberapa saat, paramecium tersebut terlihat memasukan ragi atau makanannya pada bagian tubuh yang lebih membulat secara holozoic. Setelah beberapa saat makanan masuk pada ubuh paramecium, pada bagian tubuhnya terlihat adanya perubahan warna, menjadi lebih jelas kehitaman. Dari hal tersebut terlihat vakuola makanan telah terbentuk.


Hasil pengamatan terbentuknya vakola makanan saat ditambahkan ragi


Vakuola makanan yang terbentuk cukup terlihat dengan jelas, karena terlihat dari perubahan warna tubuhnya. Namun pada saat pencernaan makanan, vakuola kontraktil tidak terlihat dengan jelas, vakuola kontraktil ini adalah bagian dari sel yang memiliki fungsi sebagai osmoregulator, yaitu mengatur tekanan osmotic pada tubuh sel. Vakuola kontraktil ini biasanya berbentuk seperti bintang pada tubuh sel paramecium.
Vakuola makanan yang terbentuk bergerak pada tubuh paramecium, pergerakannya hampir telihat tidak beraturan, namun pergerakan tersebut terlihat bergerak searah dengan jarum jam.

Arah Vakuola makanan


Vakuola makanan yang awalnya berkumpul dibagian tengah menjadi tersebar dan berkumpuk dibagian pinggir. Vakuola makanan bergerak dari saat paramecium memasukan makanan dan bergerak. Setelah beberapa saat bagian yang berkumpul dipinggir tersebut keluar melalui bagian lain dari tubuh paramecium.
Berdasarkan hasil pengamatan ulang dengan menggunakan rekaman video, tercatat waktu perpindahan atau waktu dari masuknya manakan sampai keluarnya makanan (Defikasi) adalah 23 detik, dengan rincian waktu makanan masuk pada pukul 01.06 WIB dan makanan keluar pada pukul 01.29 WIB.
Pada pembahasan tidak dijelaskan mengenai Makronukleus, Mikronukleus serta vakuola kontraktil, dikarenakan ketiga organ tersebut tidak dapat dilihat dnegan jelas saat pengamatan.

Penjelasan secara rinci :
Makanan yang masuk secara endositosis pada rongga mulut/rongga makan (Oral groove) didorong masuk oleh ciliata yang ada dibagian luar tubuh serta dibantu dengan dorongan air, makanan tersebut masuk kedalam sitostoma, sitostoma ini berfungsi untuk menangkap makanan dengan dibantu silia, kemudian makanan didorong ke sitofaring dengan derakan cilia dan dorongan air, sitofaring ini berfungsi untuk jalan masuknya makanan, saat makanan mencapai bagian sitofaring, saat itu pula vakuola makanan terbentuk pada tubuh.
Proses pencernaan makanan / ragi, terjadi didalam vakuola makanan dan bergerak dibagian sitoplasma, hal inilah yang disebut dengan gerak atau proses siklosis. Pencernaan makanan pada paramecium ini dibantu oleh enzim – enzim yang disekresikan oleh Lisosom keddalam vakuola makanan dalam proses siklosis. Karena dalam ragi mengandung Energi 136 kkal, Protein = 43 gr, Lemak = 2,4 gr, Karbohidrat = 3 gr, Kalsium = 140 mg, Fosfor = 1900 mg,
Zat Besi = 20 mg, maka enzim-enzim yang berperan adalah  enzim protease (memecah protein), karbohidrase (memecah karbohidrat) lipase (memecah molekuk lemak) dan esterase (Memecah ester).  Vakuola yang bergerak akan mengalami perubahan bentuk menjadi lebih kecil ukurannya secara bertahap, hal ini terjadi karena adanya prose digesti (Pencernaan) dan absorpsi (Penyerapan).
Pada saat pengamatan dengan menggunakan ragi, menyebabkan terjadinya perubahan warna pada vakuola makanan, hal ini menandakan adanya proses pencernaan makanan. Perubahan warna ini pula menunjukan terjadinya perubahan PH pada tubuh paramecium, Perubahan ini disebabkan karena adanya enzim – enzim yang disekresikan oelh lisosom.
Setelah proses pencernaan makanan selesai, maka vakuola makanan dan lisosom yang sebelumnya berfusi untuk mencerna mkanan akan berpisah kembali.
Makanana yang diabsospsi akan masuk kedalam darah untuk diangkut menuju seluruh bagian tubuh paramecium dengan organ tertentu, namun ada juga bagian dari makanan yang idak dicerna atau disebut dengan zat sisa (zat buangan), zat sisa ini disimpan untuk sementara, yang kemudian akan dibuang melalui organ sitopage, proses keluarnya zat sisa ini disebut dengan defekasi, dengan melalui proses eksositosis.

                  Proses pencernaan Paramecium






Kesimpulan :

         Berdasarkan pengamatan system pencernaan pada paramecium caudatum yang kelompok kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa:
      Proses siklosis merupakan proses bergeraknya vakuola makanan dalam sitoplasma. Gerak tersebut diawali oleh masuknya makanan dari rongga makan, yang kemudian masuk kedaerah tengah dan bergerak ke bagian anterior, setelah sampai di ujung anterior kembali bergerak kearah laon.  Terbentuknya vakuola makanan menandakan makanan yang masuk pada tubuh paramecium sedang di cerna, saat proses pencernaan tersebut menyebabkan vakuola bergerak. Selain pergerakan vakuola  ciri di cernanya makanan yaitu dengan berubahnya warna vakuola menjadi lebih gelap. pergerakan dan perubahan vakuola ini terjadi karena bantuan enzim sehingga makanan di cerna secara optimal. Vakuola bergerak dalam tubuh paramecium searah dengan jarum jam.
         Proses defekasi  adalah pengeluaran zat sisa atau zat buangan dari makanan yang tidak di cerna pada tubuh paramecium. Pengeluaran zat sisa ini terjadi  setelah makanan masuk, bergerak dan dicerna serta di serap lalu sisa makannya di keluarkan lewat sitopage atau bagian rongga yang difungsikan sebagai alat pengeluaran zat sisa. Proses pengeluarannya biasa di sebut eksositosis. selang waktu dari masuknya makanan sampai pengeluaran pada pengamatan kurang lebih 23 detik.






DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :
- Rusyana.Adun. 2013. Zoologi Invertebrata (Teori dan praktikum). Bandung: Alfabeta

Sumber Internet :
-          - https://id.m.wikipedia.org/wiki/paramecium (26/10/2017 20.09 WIB)
-          - https://id.m.wikipedia.org/wiki/kultur_jaringan (26/10/2017 20.05 WIB)



LAPORAN KULIAH LAPANGAN

LAPORAN KULIAH LAPANGAN FISIOLOGI HEWAN Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Praktikum Fisiologi Hewan Yang diampu ...