Senin, 22 Januari 2018

LAPORAN KULIAH LAPANGAN


LAPORAN KULIAH LAPANGAN
FISIOLOGI HEWAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Praktikum Fisiologi Hewan
Yang diampu Oleh Siti Nurkamilah, M.Pd

Disusun Oleh
Kelompok 2 :

-          R. Neni N
(15542011)
-          Nadia Adiati P
(15542019)
-          Depi Saraswati
(15542015)
-          Sulia Nawangsih
(15542014)
-          Eva hardianti
(15542001)
-          Rizal Dwi L
(15542017)
-          Santi S
(14542029


Kelas 3 - A

Tanggal Praktikum : Senin, 15 Januari 2018




PENDIDIKAN BIOLOGI
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA (IPI)
GARUT
2018





LAPORAN
UJI KADAR HEMOGLOBIN PADA DARAH




PENDIDIKAN BIOLOGI
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA (IPI)
GARUT
2018



A.    Judul Pengamatan
“ Uji Kadar Hemoglobin (Metode Sahli)

B.    Tujuan Pengamatan 
Untuk mengetahui dan menetapkan kadar hemoglobin dalam darah dengan metode sahli.

C.    Alat dan Bahan dan fungsinya 
      -  Alat – alat yang digunakan untuk pengamatan Hemoglobin  
·         Blood lancet
Digunakan untuk mengeluarkan sampel darah yang akan diuji dengan menusuk b again ujung jari tengah.  

·         Lancing device/ Pen Lancets
Digunakan sebagai tempat menyimpan blood lancet untuk mempemudah dalam mengambil sampel darah
·         Haemometer sahli dan tabung sahli
Haeometer sahli digunakan untuk menyimpan darah dan sebagai alat pembanding warna.
Tabung sahli digunakan untuk  menampung larutan darah saat akan di ukur kadar haemoglobinnya.
·         Pipet  
Digunakan untuk mengambil eritrosit dan larutan HCl
·         Kapas
Digunakan untuk mengoleskan alcohol dan membersihkan tetesan darah
·         Tissue
Digunakan untuk membersihkan alat-alat dan sisa praktikum.
·         Pipet thoma
Digunakan untuk untuk pengambilan darah.
·         Cawan petri
Digunakan untuk menyimpan HCL
·         Batang pengaduk
Digunakan untuk mengaduk darah yang sudah dicampurkan dengan HCL
·         Alat perekam
    Digunakan untuk dokumentasi saat pengamatan
       
       -Bahan yang digunakan untuk pengamatan hemoglobin 

·         Darah
      Digunakan sebagai bahan uji kadar hemoglobin
·         HCL
      Digunakan sebagai untuk mencairkan darah yang nantinya  sel darah merah akan terbuka
·         Alkohol 70 %
      Digunakan untuk membersihkan bagian yang akan diambil darah.
D.    Prosedur Pengamatan

E.    Dasar Teori
     1.      Pengertian Darah dan Hemoglobin
Darah adalah suatu jaringan ikat khusus dengan materi ektrasel cair yang disebut plasma. Sekitar lima liter didorong oleh kontraksi ritmis jantung pada gerakan rata-rata orang dewasa dalam satu arah di dalam system sirkulasi tertutup. Unsur berbentuk yang beredar dalam plasma adalah erittrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit.
Hemoglobin adalah protein majemuk yang tersusun atas protein sederhana yaitu globulin radikal prostetik yang berwarna yang di sebut heme. Tiap liter darah mengandung kira-kira 150 gram hemoglobin.
Hemoglobin merupakan suatu senyawa kompleks globlin yang dibentuk empat subunit, masing-masing mengandung suatu gugusan hem yang di konjugasi ke suatu polipeptida.Hem adalah turunan porofirin yang mengandung zat besi (Fe)
      2.      Kadar Hemoglobin
Kadar hemoglobin ialah ukuran pigmen respiratorik dalam butiran-butiran darah merah.Jumlah hemoglobin dalam darah normal adalah kira-kira 15 gram setiap 100ml darah dan jumlah ini biasanya di sebut “100 persen” .
      3.      Pemeriksaan Kadar Hemoglobin (Hb)
Metode Sahli adalah suatu metode yang dilakukan untuk mengukur kadar hemoglobin secara sederhana atau merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kadar hemoglobin dengan membandingkan warna secara visual (warna yang dihasilkan dengan warna standar yang ada pada haemometer sahli).\
      4.      Faktor yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin (Hb)
a)      Kecukupan besi dalam tubuh
b)      Metabolisme besi dalam tubuh
     5.      Fungsi  Hemoglobin (Hb)
a)      Menurut Depkes RI adapun fungsi dari hemoglobin darah antara lain sebagai berikut (Sopny, 2010) : Mengatur pertukaran oksigen dengan karbon dioksida di dalam jaringan-jaringan tubuh.
b)      Mengambil oksigen dari paru-paru di bawah ke seluruh jaringan tubuh untuk di pakai bahan bakar.

c)      Membawa karbon dioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk di buang.

F.    Hasil dan Pembahasan
     1.      Hasil

           Nama pasien                : Rizal Dwi Lesmana
           Umur                           : 20 tahun
           Jenis kelamin               : Laki-laki
           Kadar Hemoglobin     : 12gram/dL
     2.      Pembahasan 
Hemoglobin merupakan salah satu protein khusus yang ada dalam sel darah merah dengan fungsi khusus yaitu mengangkut O2 ke jaringan dan mengembalikan CO2 dari jaringan ke paru-paru. Kegunaan dari pemeriksaan hemoglobin ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesehatan pada pasien, misalnya kekurangan hemoglobin yang biasa disebut anemia.
Praktikum yang dilakukan adalah untuk Uji Kadar Hemoglobin (Metode Sahli), dengan melakukan lakukan uji sampel kepada mahasiswa yang melakukan praktikum yaitu pada Rizal Dwi Lesmana. Berdasarkan hasil yang didapat mahasiswa tersebut termasuk cukup normal, yaitu 12 gr/100 mL darah.
Dari hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa dalam 100 mL darah yang ada pada tubuh mahasiswa tersebut, terdapat sekitar 12 gr Hemoglobin.
Metode pengukuran sahli adalah pengukuran kadar hemoglobin yang mengandalkan pembentukan asam hematin yang kemudian diukur kadarnya dengan cara membandingkan warna hasil pengenceran dengan warna standar. Pengamatan dilakukan seperti pada prosedur kerja diatas, Pemberian HCl 0,01 adalah untuk mengencerkan warna agar sesuai dengan warna standar pada alat hemometer. Hal ini menunjukkan banyaknya hematin asam dalam larutan darah tersebut (Filzahazny, 2009). Tujuan penggunaan HCl dipraktikum ini adalah untuk membuka sel-sel darah merah sehingga Hb yang terdapat dalam eritrosit dapat keluar dan bereaksi dengan HCl membentuk asam hematin. Hemolisa adalah peristiwa keluarnya hemoglobin dari dalam sel darah merah menuju ke cairan di sekelilingnya. Keluarnya hemoglobin ini disebabkan karena pecahnya membran sel darah merah.
Menurut Syarifah (2015), kadar hemoglobin dalam darah sangat tergantung pada jenis kelamin dan umur seseorang.
a.       Pria Dewasa                      : 13,2-17,3 g/100 ml darah
b.      Wanita                               : 11,7-15,5 g/100 ml darah
c.       Anak (1-3 tahun)               : 10,8-12,8 g/100 ml darah
d.      Anak (4-5 tahun)               : 10,7-14,7 g/100 ml darah
Kadar Hb darah dalam tubuh sanagat tergantung oleh beberapa faktor, adapun faktor-faktor tersebut yang sangat berpengaruh besar adalah jenis kelamin, umur seseorang, dan faktor asupan nutrisi. Kadar Hb seseorang akan berada pada kondisi abnormal jika pola makan dan asupan nutrisi dari orang tersebut kurang yang akan berdampak pada penurunan kadar Hb.

G. Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa hemoglobin (Hb) merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah.Pengukuruan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah dapat dilakukan dengan cara, yaitu metode sahli (dengan menggunakan 0,1 N HCl). Metode Sahli merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengukur kadar Hb melalui pembentukan asam hematin. Penggunaan HCl sebagai campuran darah bertujuan untuk melisiskan eritrosit sehingga Hb yang terdapat di dalam eritrosit dapat keluar dan bereaksi dengan HCl membentuk asam hematin. Kadar hemoglobin yang didapatkan hasil pada percobaan yaitu 12g/mL dinyatakan normal. 





LAPORAN
UJI KONTRAKSI OTOT JANTUNG
( Uji Menggunakan Mesin EKG)




PENDIDIKAN BIOLOGI
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA (IPI)
GARUT
2018





A.    Judul Pengamatan
      “ Uji Kontraksi Otot Jantung

B.    Tujuan Pengamatan 
Untuk mengetahui aktivitas jantung dengan menggunakan EKG

C.    Alat dan Bahan dan fungsinya 
      -          Alat – alat yang digunakan untuk pengamatan Ekg

·         Elektrokardiograf

      Digunakan untuk mencatat aktivitas listrik otot jantung dan menampilkan data ini pada layar visual atau pada kertas print.  

·         Kabel sadapan

      Digunakan untuk menghasilkan sudut pandang yang jelas terhadap jantung.
·         Elektroda

      Digunakan untuk mendeteksi arus listrik yang dihasikan jantung yang diukur dan dicatat oleh mesin elektrokardiograf.
·         Kertas EKG
      Digunakan untuk mencetak hasil dari mesin elektrokardiograf.
·         Kapas

      Digunakan untuk mengoleskan krim pada bagian dada dan ekstremitas
·         Alat perekam

      Digunakan untuk dokumentasi saat pengamatan
      -          Bahan yang digunakan untuk pengamatan EKG

·         EKG Cream


      Digunakan untuk mengurangi resisten.

D.    Prosedur Pengamatan


E.    Dasar Teori
      1. Pengertian EKG
            Elektrokardiogram (EKG) atau electrocardiogram (ECG) adalah tes medis untuk mendeteksi kelainan jantung dengan mengukur aktivitas listrik yang dihasilkan oleh jantung. Sebagaimana jantung berkontraksi, EKG dapat membantu mendiagnosis berbagai kondisi kesehatan seperti aritmia jantung, perbesaran jantung, peradangan jantung (pericarditis atau miokarditis) dan penyakit jantung koroner.
              Hasil EKG yang normal dari jantung memiliki karakteristik yang khas. Irama jantung yang tidak teratur atau kerusakan pada otot jantung dapat berdampak pada aktivitas listrik jantung sehingga mengubah bentuk EKG

      2. Cara Membaca Hasil EKG
            a. Irama jantung
      Jadi, yang ditentukan dari irama jantung adalah, apakah dia merupakan irama sinus atau bukan sinus, dan apakah dia reguler atau tidak reguler.
·       Irama Sinus, yakni adanya gelombang P, dan setiap gelombang P harus diikuti oleh kompleks QRS. Ini normal pada orang yang jantungnya sehat.
·     Irama Bukan Sinus, yakni selain irama sinus, misalkan tidak ada kompleks QRS sesudah gelombang P, atau sama sekali tidak ada gelombang P. Ini menunjukkan adanya blokade impuls elektrik jantung di titik-titik tertentu dari tempat jalannya impuls seharusnya (bisa di Nodus SA-nya sendiri, jalur antara Nodus SA – Nodus AV, atau setelah nodus AV), dan ini abnormal.
·      Reguler, jarak antara gelombang R dengan R berikutnya selalu sama dan teratur. Kita juga bisa menentukan regulernya melalui palpasi denyut nadi di arteri karotis, radialis dan lain-lain.
·         Tidak reguler, jarak antara gelombang R dengan R berikutnya tidak sama dan tidak teratur, kadang cepat, kadang lambat, misalnya pada pasien-pasien aritmia jantung.

      3.      Mesin EKG 
                 Mesin yang mencatat EKG disebut dengan elektrokarsiograf. Elektrokardiograf akan mencatat atrivitas listrik otot jantung dan menampilkan data ini pada layar visual atau pada kertas print.


F.    Hasil dan Pembahasan
     1. Hasil 




          Nama Pasien                 :    Rizal Dwi L
          Umur                             :    20 tahun
           Jenis Kelamin                :    Laki laki
            Tanggal Pemeriksaan    :    15 Januari 2018
          Tempat                          :    Ruangan Laboratorium Fisiologi Hewan UPI.
     2.      Pembahasan
 EKG adalah suatu metode untuk mempelajari kerja otot jantung sehingga dapat membantu diagnosis abnormalitas jantung dan kecenderungan atau perubahan fungsi jantung dengan menggunakan mesin EKG dapat diketahui bagaimana aktivitas yang biasa dilakukan oleh tubuh dengan menggunakan nadi atau jantung.
pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas jantung dengan menggunakan EKG, untuk pengamatan dilakukan dengan salah seorang mahasiswa rizal dwi Lesmana. Pada prosedur kerja terdapat alat – alat yang dipasangkan pada bagian tubuh tertentu, hal tersebut di maksudkan untuk mendeteksi dari nadi dan bagian tertentu.
Dari mesin EKG tersebut tercatat grafik seperti pada hasil pengamatan, dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa mahasiswa yang digunakan sebagai sampel pengamatan kurang melakukan aktivitas. Sehingga dari grafik, kurva naik turunnya rendah.


Pada kertas data terdapat data HR (Heart Rate) atau laju jantung merupakan jumlah denyut dari suatu jantung selama satu menit. Pada data tercatat HR Rizal adalah 57, karena HR Rizal adalah 57 , maka dikatakan bahwa denyut jantungnya Lambat atau bradikard. Normalnya denyut jantung orang dewasa berkisar antara 60-100 x/menit. Bila > 100 disebut denyut jantung cepat atau takikardi dan bila < 60 disebut denyut jantung lambat atau bradikard. 
Adapun prinsip kerja dari EKG ini adalah, Aktivitas elektrik yang ditimbulkan oleh sel jantung sebagai ion yang bertukar melewati membran sel. Elektroda yang dapat menghantarkan aktivitas listrik dari jantung ke mesin EKG ditempatkan pada posisi yang strategis di ekstremitas dan precordium dada. Energi elektrik yang sangat sensitive kemudian diubah menjadi grafik yang ditampilkan oleh mesin EKG. Tampilan ini disebut elektrokardiogram.
Kontraksi jantung direpresentasikan dalam bentuk gelombang pada kertas EKG, dan dinamakan gelombang P, Q, R, S, dan T. Bentuk gelombang ini ditunjukkan pada defleksi terhadap garis isoelektrik (garis yang menunjukkan tidak adanya energi).
      Garis isoelektrik dapat ditentukan dengan melihat interval dari T hingga P.
·     Gelombang P adalah defleksi positif yang pertama dan merepresentasikan depolarisasi atrium.
·         Gelombang Q merupakan defleksi negative pertama setelah gelombang P.
·         Gelombang R merupakan defleksi positif pertama setelah gelombang P.
·         Gelombang S merupakan defleksi negative setelah gelombang R.
· Bentuk gelombang QRS biasanya dilihat sebagai satu unit dan merepresentasikandepolarisasi ventrikel.
·   Gelombang T mengikuti gelombang S dan bergabung dengan kompleks QRS sebagai segmen ST.
·  Gelombang T merepresentasikan kembalinya ion ke dalam sisi (appropriate) dalam membrane sel. Ini sama dengan relaksasi dari serabut otot dan menggambarkan repolarisasi ventrikel.
·         Interfal QT merupakan waktu antara gelombang Q dan gelombang T.


Untuk membedakan antara EKG normal dan abnormal, yaitu dapat dilihat dari grafik dibawah ini :
Gambaran EKG No 1 Abnormal

Gambaran EKG No 2, Normal

Gambaran EKG No 3, Normal

Gambaran EKG No 4 Abnormal 




G.    Kesimpulan 
               Berdasarkan pengamatan aktivitas kontraksi Otot Jantung menggunakan mesin EKG (Elektro Kardio Gram) dengan sampel salah satu Mahasiswa didapatkan hasil HR-57 25 mm S-1 H, HR - 57 yang berarti denyut jantung nya lemah dan disebut dengan bradikard. dari pengamatan yang dilakukan dan dari hasil yang didapatkan dapat diduga bahwa sampel kurang melakukan aktivitas - aktivitas yang menggunakan otot. 



LAPORAN
SISTEM SARAF
 (Gerak Refleks pada Katak dan Gerak Refleks pada Tendon Manusia)


PENDIDIKAN BIOLOGI
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA (IPI)
GARUT
2018



A.    Judul Pengamatan 
1.      Sistem Saraf : Refleks Pada Katak
2.      Sistem Saraf : Refleks pada Tendon Manusia

B.    Tujuan Pengamatan
1.      Untuk mengetahui reflex normal dan spinal pada katak sawah (Fejervaria cancrivora).
2.      Untuk mengetahui Refleks tendon pada patella Manusia

C.    Alat dan Bahan   
      1. Refleks pada Katak
·         Alat yang digunakan

No
Nama Alat
Fungsi
1.
Gelas kimia 1000 ml      




Digunakan untuk menyimpan dan membuat larutan, serta menyimpan spesies yang akan di amati.
2.
Bak Bedah





Di gunakan untuk menyimpan alat-alat untuk membedah
3.
Statif


Digunakan untuk Menegakkkan corong, buret atau spesies yang akan di amati
4.
Rantai Penggantung




Digunakan untuk menggantungkan spesies yang akan diamati.
5.
Pipet Tetes



Digunakan untuk memindahkan beberapa tetes zat cair
6.
Sonde

Digunakan untuk penuntun pisau saat melakukan eksplorasi, dan mengatahui kedalaman luka
7.
Gunting Bedah

Digunakan untuk memotong atau membedah spesies.
8.
Beaker Glass

Digunakan untuk menampung bahan kimia atau larutan
10.
Alat Tulis


Digunakan untuk menuliskan hasil pengamatan
11.
Kamera


Digunakan sebagai alat untuk dokumentasikan hasil
12.
Stopwatch

Digunakan untuk menghitung waktu selama percobaan
          ·         Bahan yang digunakan

a.       Spesies katak yang diamati


b.      Larutan HNO3 Encer

c.       Larutan H2SO4 1 %


d.      Larutan H2SO4 3 %


e.       Larutan H2SO4  5 %




      2.      Refleks pada Tendon Manusia
            ·         Alat yang  digunakan 

         
Alat
fungsi
a.       Kursi

          Sebagi tempat duduk untuk orang yang diamati
b.      Palu atau Pemukul

          Untuk memukul bagian ligamnetum
·         Bahan yang digunakan
Bahan
Fungsi
a.       Tungkai / Lutut

          Sebagai organ yang diamati
b.      Tangan


          Sebagai organ yang diamati
D. Prosedur Pengamatan
        1.      Gerak refleks pada katak

a.     Memegang katak yang masih hidup dengan tangan kiri, kemudian dekatkan gelas pengaduk daerah mata, Mengamati yang terjadi.
b.   Menyentuh nares eketerna (hidung luar) pada katak. Mengamati dan mencatat bagaimana gerakan nares ekternanya.
c.  Megusap bagian tenggorakan sampai perut dan memperhatikan gerakan anggota badan  bagian anterior.
d.    Menyentuh bagian lateral atau dorsal tubuh katak, mengamati apakah katak tersebut berbunyi atau tidak.
e.   Memegang kedua kaki depannya dan biarkan kedua kaki belakang bebas, kemudian gorekan gelas pengaduk yang telah dicelupkan pada HNO3 pada punggungnya, mengamati yang terjadi.
f.   Melakukan dekapitasi, yaitu mengangkat otaknya, kerjakanlah dengan cara hati-hati agar tidak merusak tulang belakangnya (spinal cord).
1)      masukanlah gunting bedah kedalam mulut katak dan angkat kepalanya,
2)      guntinglah dibawah membrana timpani.
3)      Tutuplah bagian potongan tersebut dengan kapas yang sudah dibasahi larutan fisiologis (NACL 0,6 %).
4)      Gantunglah katak tersebut pada statif dengan mengkait rahang bawahnya
5)      Setelah katak siuman kerjakanlah hal-hal berikut dibawah ini.
-          Memasukkan katak tersebut kedalam akuarium, memperhatikan gerakannya.
-          Meletakkan katak secara terlentang pada bak bedah, memperhatikan apakah katak berusaha untuk membalikkan badannya atau tidak.
-          Meletakkan katak secara bidang miring, memperhatikan gerakannya.
-          Menggantungkan katak tersebut pada bagian rahang bawahnya.
-          Melakukan sumasi dengan rangsangan zat-zat kimia seperti berikut: Menyediakan 3 gelas beaker kimia berisi larutan H2SO4 1 %, 3 %, dan 5 %, menyelupkan ujung jari katak, ulangi beberapa kali sampai terjadi respon. Setiap dicelupkan pada larutan baru kaki katak harus dicucui terlebih dahulu.
-      Menyentuh jari kaki belakang, jari kaki depan, an bagian ventral dengan benda panas, perhatikan reaksinya.

E.    Landasan Teori
     1.      Pengertian  Sistem Saraf
Sistem saraf mengintegrasikan dan mengkoordinasikan fungsi-fungsi jaringan lain dalam tubuh. Jaringan saraf terdiri atas macam-macam jenis sel neuron dan sel glia yang berasal dari neuroepitel embrional. Sistem saraf sebenarnya dua sistem yang struktur dan fungsi saling berhubungan. Sistem saraf pusat (SSP) yang mencakup otak dan medula spinalis, dan sistem saraf tepi (SST), yang mencakup saraf dan ganglion yang terbesar diseluruh bagian tepi tubuh. Neuron merupakan dasar unsur sel sistem saraf. Struktur neuron sangat bervariasi. Sel glia seperti glia seperti astrosit dan sel Schwann, melakukan fungsi tambahan yang tidak berkaitan dengan komunikasi. Sinapsis adalah tempat hubungan anatomik dan fungsional antarneuron ( Johnson, Kurt E. , 1994: 215).
Struktur system saraf :
 a.       Sel Saraf (Neuron)
                 Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf atau bisa juga disebut neuron. Sel saraf adalah sebuah sel yang berfungsi untuk menghantarkan impuls (rangsangan). Setiap satu sel saraf (neuron) terdiri atas tiga bagian utama yang berupa badan sel saraf, dendrit, dan akson.  
      b. Sistem Saraf Pusat
         Sistem saraf pusat terdiri atas ; Lobus olfaktorius, Otak besar (serebrum), Otak tengah (mesensefalon), Otak Kecil (Serebelum), Sumsum lanjutan (medulla oblongata) dan Sumsum tulang belakang (medulla spinalis).
   1.      Sistem Saraf Pada Katak
Sama seperti pada manusia, system saraf pada katak pun terdiri atas neuron, neuron terdiri dari satu badan sel, badan sel mengandung satu anak inti besar yang kaya akan RNA (Asam Ribo Nukleat) dan Sitoplasma yang disebut Neuroplasma. Selain itu terdiri dari dendrit dan akson.
Susunan Sistem Saraf Amphibia terdiri atas Sistem saraf pusat : Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Sistem Saraf Tepi
   2.      Refleks  normal dan spinal
Refleks  normal  adalah gerakan yang terjadi karena proses yang disadari. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
Refleks spinal merupakan gerakan yang terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan.
   3.   Pengertian Tendon
Tendon (juga disebut sinew atau urat) adalah sekumpulan jaringan ikat berserat kuat yang menghubungkan jaringan otot dengan tulang. Jaringan ini cukup kuat untuk menahan tegangan. Jaringan tendon sangat mirip dengan ligamen dan fascia; ketiganya terbuat dari kolagen. Ligamen menghubungkan tulang dengan tulang lain; fasciae menghubungkan otot dengan otot. Tendon dan otot bekerja sama untuk menggerakkan kerangka tubuh.
   4.      Reflex Tendon Pada Manusia 
Reflex tendon adalah kondisi dimana seseorang jiwa dan raganya dalam keadaan yang stabil sehingga memungkinkan untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan definisi kesehatan dalam kehidupan sehari-hari yang berarti sesuatu yang dapat bekerja secara normal. Berkaitan dengan itu kita sering mendengar istilah kesehatan jasmani yang artinya dimana koordinasi organ-organ tubuh manusia atau makhluk hidup lainnya dalam keadaan yang stabil atau normal. Adapun arti kesehatan lainnya, yaitu kesehatan rohani adalah merupakan kesehatan jiwa manusia atau bisa dikatakan sebagai makhluk hidup yang memiliki jiwa dan pikiran.

F.    Hasil Pengamatan
      1.      Gerak Refleks pada katak
            a.       Katak Normal

No
Jenis Rangsang
Tanggapan yang diberikan oleh Katak
      1)
    Mendekatkan gelas pengaduk pada daerah mata
     Katak mengedipkan mata, dan menutup selaput mata (Selaput nictican)
      2)
        Menyentuh daerah nares eksterna
     Nares eksterna bergerak dengan membuka dan menutup atau mengembang dan mengempis
      3)
      Mengusap bagian tenggorokan sampai ke perut
     Bagian tenggorokan bergerak mengembang dan mengempis, terlihat seperti menelan sesuatu
     4)
         Menyentuh bagian dorsal atau lateral tubuh
     Katak diam dan tidak mengeluarkan suara apapun
     5)
         Menggoreskan gelas pengaduk yang telah di celupkan pada senyawa HNO3
         Katak berontak dan terjadi perubahan warna pada punggung katak menjadi lebih putih dan terlihat ada sedikit asap pada kulit
     6)
            Mensumasi rangsang kimia dengan menggunakan senyawa H2SO4 1 % pada bagian kaki
        Bagian kaki tidak bergerak sedikit pun
      7)
          Mensumasi rangsang kimia dengan menggunakan senyawa H2SO4 3 % pada bagian kaki
          Katak berontak
      8)
            Mensumasi rangsang kimia dengan menggunakan senyawa H2SO4 5 % pada bagian kaki

           Katak berontak
b.       Katak yang telah di dekapitasi

No
Jenis rangsangan
Tanggapan yang diberikan oleh katak
        1)
    Memasukan katak pada akuarium berisi air
      Katak hanya mengambang dan tidak bergerak
       2)
        Menyimpan katak secara terlentang
    Bagian tangan bergerak sesaat, namun tidak bisa membalikan badan
       3)
       Meletakan katak pada bidang miring
      Hanya bagian kaki (betis) bergerak sesaat.
       4)
       Menggantung rahang bawah katak
      Katak tidak bergerak
       5)
  Mensumasi menggunakan larutan H2SO4 1 %, dengan mencelupkan ujung jari katak
   Katak tidak bergerajk dan tidak memberi respon
       6)
 Mensumasi menggunakan larutan H2SO4 3 %, dengan mencelupkan ujung jari katak
   Katak tidak bergerajk dan tidak memberi respon
       7)
 Mensumasi menggunakan larutan H2SO4 5 %, dengan mencelupkan ujung jari katak
   Katak tidak bergerajk dan tidak memberi respon
       8)
  Menyentuh jari kaki belakang dan depan dengan benda panas
   Katak tidak bergerajk dan tidak memberi respon
       9)
    Menyentuh bagian ventral atau bagian perut dengan benda panas
   Katak tidak bergerajk dan tidak memberi respon

       2.      Refleks pada Tendon Manusia

Nama
Respon / Gerakan Kaki
               Ibnu Al-Jawami
     Bagian kaki terangkat dengan sendirinya saat bagian lutut dipukul oleh palu khusus
               Elvia Desmonda
      Tangan kembali ke posisi semula saat diberikan tekanan.
  
 G.    Pembahasan
          1.      Gerak Refleks pada Katak
Sistem saraf merupakan salah satu system pada tubuh yang memiliki fungsi sebagai system koordinasi pada tubuh, dan biasa disebut dengan system pengatur tubuh. Sistem saraf bekerja dengan cara menghantarkan impuls saraf ke susunan saraf pusat, memproses impuls saraf dan memberikan perintah untuk memberikan tanggapan terhadap rangsangan yang masuk.
System saraf sangat penting dalam tubuh, karena jika system saraf pada tubuh organisme tidak berfungsi maka system tubuh yang lain pun dapat terpengaruh dan bahkan tidak bisa bekerja. Misalnya saat seseorang terkena gigitan serangga pada tangannya, maka secara langsung akan menepuk bagian yang tergigit serangga tersebut, karena adanya rasa sakit atau gatal yang dirasakan. Rasa sakit atau gatal yang dirasakan oleh tubuh merupakan salah satu fungsi dari system saraf
Pada system saraf dikenal adanya gerak reflex, gerak refleks merupakan gerakan yang dilakukan tanpa sadar dan merupakan respon  segera setelah adanya rangsang mengenai tubuh. terdapat dua macam gerak refleks, yaitu refleks normal dan refleks spinal.
Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui dan mempelajari mengenai refleks normal dan spinal dengan menggunakan sampel katak. Jenis katak yang digunakan adalah jenis katak sawah (Fejervaria cancrifora) .
Seperti yang kita ketahui bahwa saraf berhubungan dengan otak, karena otak merupakan saraf pusat pada tubuh hewan. Otak adalah pusat koordinasi dalam tubuh, yang terletak didalam tulang tengkorak Otak berfungsi sebagai pengatur aktivitas tubuh. jika sesuatu terjadi pada otak, maka akan terjadi kerusakan pada organ lain atau organ – organ lain pada tubuh menjadi tidak berfungsi dengan baik.
 Pengamatan awal dilakukan dengan memberikan beberapa perlakuan pada katak normal dan masih hidup, seperti yang di tampilkan pada hasil pengamatan. Katak yang normal tersebut diberikan beberapa perlakuan, hal ini untuk menunjukan bahwa pada katak normal masih memiliki system saraf yang bekerja dan masih normal.
  Perlakuan yang diberikan seperti menyentuhkan sesuatu pada mata, nares eksterna dan bagian tubuh katak, memperlihatkan respon yang terjadi secara langsung, yaitu dengan menutup mata atau selaput mata pada katak atau dengan mengembang kempiskan naresnya, hal tersebut merupakan respon tubuh kata katas rangsangan yang diberikan.
 Selain itu perlakuan lainnya adalah dengan memberikan rangsangan berupa senyawa kimia asam Nitrat (HNO3) yang di oleskan pada punggung katak, saat HNO3 mengenai punggung katak, terlihat adanya asap yang keluar dan katak berontak saat dipegang, setelah beberapa saat  terjadi perubahan warna pada punggung katak menjadi berwarna pucat, hal ini terjadi, karena sifat dari larutan Asam Nitrat yaitu korosif atau merusak, saat terkena pada kulit akan menyebabkan panas dan menjadi luka bakar. Itu lah yang menyebabkan katak menjadi berontak.
  Senyawa lain yang digunakan sebagai perangsang adalah larutan H2SO4 dengan 3 konsentrasi, yaitu 1 %, 3% dan 5 %. Perbedaan ketiga konsentrasi tersbut, yaitu untuk menunjukan pada konsentrasi berapakah katak dapat merespon rangsangan. Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa saat diberikan H2SO4 1 % katak tidak merespon, namun saat diberikan rangsanngan H2SO4 3% dan 5% katak merespon rangsangan, maka katak masih dapat melakukan gerak refleks pada tubuhnya.

Sebagian besar rangsang yang diiberikan pada katak normal direspon dengan dengan baik dan menunjukan bahwa katak memiliki gerak respon normal, gerak respon normal sendiri adalah gerakan yang terjadi karena proses yang disadari. Adapun mekanisme dari gerak refleks normal, yaitu Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu :

Pengamatan selanjutnya adalah dengan melakukan perlakuan yang sama dengan menggunakan katak yang di dekapitasi, katak yang di dekapitasi adalah katak yang telah dihilangkan bagian otaknya (kepala bagian atas), disebut dengan katak yang hanya memiliki spinal (Spinal frog). Perlakuan ini dilakukan untuk mengetahui apakah katak masih bisa melakukan aktivitas atau merespon rangsangan yang diberikan walaupun tanpa otak. Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa otak sangat berhubungan dengan system saraf. Untuk menjaga kesadaran katak, pada bagian kepala yang di potong ditutup dengan menggunakan kapas  yang telah ditetesi dengan larutan fisiologis (NaCl 6 %).
Perlakuan pertama yaitu dengan memasukan katak pada Akuarium berisi air, namun katak tidak bergerak sedikit pun. saat di tengkurapkan bagian betis bergetar sesaat diduga gera tersebut adalah gerak spinal. Perlakuan selanjutnya rahang bawah katak di kaitkan pada statif, diberikan rangsangan dengan larutan HNO3 pada bagian kaki, ternyaa katak masih merespon namun sebentar, selanjutnya ujung jari katak dicelupkan pada larutan H2SO4 1%, 3% dan 5% sudah tidak memberi respon, dan perlakuan terakhir yaitu dengan menyentuh bagian ventral atau bagian perut dengan benda panas, namun tidak ada respon. Selain itu, dilihat dari bagian tubuh nya yang sedikit kaku dan bagian kulit yang mengeras, di duga bahwa katak sudah mati.
Berdasarkan respon yang diberikan oleh katak yang di dekapitasi, menunjukan bahwa katak melakukan gerak refleks spinal, gerak refleks spinal adalah gerakan yang terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Gerak refleks spinal berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan.
Dari kedua pengamatan tersebut dapat dibedakan mana yang termasuk gerak refleks normal dan mana gerak refleks spinal. Selain itu menunjukan bahwa system saraf sangat berpengaruh terhadap system tubuh yang lain, dengan diputusnya atau rusaknya system saraf system lainnya tidak memiliki kemampuan untuk berjalan kembali.
    
       2.      Refleks Tendon pada Manusia
                   Tendon adalah sekumpulan jaringan ikat berserat kuat yang menghubungkan jaringan otot                 dengan tulang. Tendon terdiri atas serat kolagen, elastin, proteoglikan, tembaga, kalsium dan                  mangan. Tendon, Tendon dan otot bekerja sama untuk menggerakkan kerangka tubuh, tendon juga        merupakan organ yang penting dalam tubuh. pada tubuh tendon terletak di antara otot dan tulang             tangan dan lengan, kaki, tungkai, paha, pinggul dan jari.
 Pengamatan yang dilakukan adalah untuk mengatahui gerak refleks pada tendon manusia.                 Adapun pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan manusia langsung, yaitu beberapa orang           mahasiswa.
Pengamatan tendon yang terletak di bagian tungkai adalah dengan posisi duduk, dan bagian kaki dibiarkan bebas, setelah itu dnegan memukul bagian ligamentum patella yang berada dibagian bawah tempurung lutut. Respon yang diberikan kaki adalah dengan menendang atau bergerak dengan sendirinyaa dan tanpa disadari oleh mahasiswa. Hal tersebut menunjukan adanya gerak refleks.
Gerak refleks ini merupakan salah satu jenis lung refleks yang paling sederhana yang disebut monosinaptik, karena hanya terdapat satu sinaps antara neuron sensori dan neuron motor.  Bergeraknya kaki secara tiba-tiba disebabkan karena pada saat tendon lutut dipukul, dan karena itu teregang, maka reseptor dalam tendon tersebut dirangsang; suatu impuls menjalar melewati lung refleks ke sumsum tulang belakang lalu kembali lagi; maka otot yang terpaut pada tendon tersebut berkontraksi yang mengakibatkan menjulurnya kaki secara tiba-tiba
Percobaan lainnya, yaitu pada tendon tangan, perlakuannya yaitu dengan menggunakan telapak tangan mahasiswa yang di tekan dengan menggunakan telapak tangan lagi oleh dosen, saat tekanan dilepaskan respon yang diberikan tubuhnya adalah tangan kebali ke posisi semula. Hal tersebut menunjukan adanya gerak refleks.
Berdasarkan kedua percobaan tersebut dpaat dibuktikan bahwa pada tubuh khususnya pada bagian tendon terjadi  gerak refleks, yaitu gerak refleks normal.
Adapun biasanya cedera pada tendon antara lain, cedera otot, afulsi, tenosifitis.

H.    Kesimpulan 
      1.      Gerak Refleks pada katak
Gerak refleks merupakan gerak yang tanpa disadari, dan Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan.. gerak refleks normal adalah gerakan yang terjadi karena proses yang disadari, misalnya pada katak yang normal yang dieri rangsangan dan direspon dengan cepat, sedangkan Refleks spinal merupakan gerakan yang terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu, mislanya pada katak yang  di dekapitasi yang dieri rangsang dan merespon dengan lambat atau tanpa respon.
      2.      Refleks pada tendon manusia
Gerak refleks pada tendon muncul saat ada rangsangan berupa pukulan pada ligamen yang ada didekatnya. Gerak refleks pada tendon diperlihatkan dengan pergerakan tanpa sadar saat di pukul.

I.    PERTANYAAN !
     a. Pada katak yang telah di dekapitasi apakah masih sangguo merespon setiap rangsang yang diberikan      Jawaban : saat waktu awal setelah katak didekapitasi masih bisa merespon setiapa rangsang yang diberikan misalnya dengan menggerakan bagian tubuhnya meskipun pergerakannya hanya sedikit bahkan ada yang hanya bergetar, namun setelah beberapa saat katak sudah tidak memberikan lagi respon dengan tidak ada gerakan sedikit pun.
      b. Apakah yang dimaksud dengan refleks ?  bagaimana dengan mekanismenya 
          Jawaban : Refleks adalah gerak refleks merupakan gerakan yang dilakukan tanpa sadar dan merupakan respon  segera setelah adanya rangsang mengenai tubuh. terdapat dua macam gerak refleks, yaitu refleks normal dan refleks spinal.
                    Adapun mekanismenya adalah pertama rangsangan atau impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor 



LAPORAN
SISTEM OTOT

(Sistem Otot pada Katak )




PENDIDIKAN BIOLOGI
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA (IPI)
GARUT




A.   Judul Pengamatan
      "Sistem Otot pada Katak "

B. Tujuan Pengamatan 
     1.      Mengetahui respon otot terhadap berbagai macam rangsang.
     2.      Mengukur kecepatan kontraksi tunggal otot rangka.
     3.      Mempelajari periode-periode kontraksi otot yang mengalami kelelahan.

C.  Alat dan Bahan Pengamatan
     -          Alat – alat yang digunakan untuk pengamatan urine

·         Gunting bedah
    Digunakan untuk menggunting bagian alat-alat tubuh yang akan diamati 

·         Sonde
    Digunakan untuk .menuntun pisau saat melakukan eksplorasi, dan mengetahui kedalaman bedah
·         Bak bedah
    Digunakan untuk menaruh spesies yang akan diamati saat dilakukan pembedahan

·         Kymograph
     Digunakan untuk mencatat dan melukiskan variasi tekanan atau gerakan misalnya gerak gelombang denyut nadi dan tekanan darah 
·         Stimulator


  Digunakan untuk menghasilkan tegangan listrik dengan intensitas dan frekuensi tertentu. 
·         Alat perekam

     Digunakan untuk dokumentasi saat pengamatan

         -          Bahan yang digunakan untuk pengamatan
·         katak

      Digunakan sebagai bahan uji
·         Larutan Fisiologis



      Digunakan sebagai larutan untuk

D. Prosedur pengamatan
      1.      Mengisolasi otot Gastrocnemius ( Otot Betis )
a.      Memotong bagian kepala katak mulai dari sebelah belakang membran timpani ( dekapitasi ).
b.   Merusakkan sumsum tulang belakang dengan cara menusuk dengan sepotong kawat atau sonde sedalam-dalamnya sehingga katak menjadi lemas.
c.  Untuk mendapatkan otot Gastrocnemius dari sebuah kaki katak, dilakukan cara sebagai berikut :
·         Memisahkan otot Gastrocnemius tersebut dari otot lainnya dengan cara memasukan sonde pada daerah antara otot tersebut dengan otot.
·         Melepaskan pula bagian tendo achiles pada daerah tumit katak dengan menggunakan gunting.
·         Mengikatkan sehelai benang pada bagian ujung tendon paha, memotong bagian benang yang terlebih dahulu sehingga masih memungkinkan untuk diikatkan pada otot.
·         Memisahkan otot paha dari saraf sciatiknya.
·         Mengikat saraf sciatiknya tersebut dengan sehelai benang dan memotong  pada bagian atas dari ikatan tadi.
·         Memotong otot dan tulang pahanya.
·         Selama melakukan kegiatan di atas tubuh katak terutama otot Gastrocnemius selalu dibasahi dengan larutan Ringer’s demikian pula pada waktu melaksanakan percobaan.
      2.      Pengaruh berbagai rangsang bagian punggungnya terhadap kontraksi otot
a.       Meletakkan katak di atas bak bedah, melakukan tiga macam rangsang pada otot gastocnemius (otot betis) sebagai berikut :
·           Rangsang mekanik : otot dijepit dengan pinset.
·           Rangsang elektrik : kawat dihubungkan dengan stimulator, ditempatkan pada otot dan kemudian diberi arus.
·           Rangsang termis : sebatang kawat yang telah dipanaskan langsung diatas api ditempelkan pada otot.
b.      Merperhatikan hasil yang didapatkan dari masing-masing pemberian rangsangan tersebut
       3.      Respon otot terhadap rangsang tunggal dengan intensitas rangsang yang berbeda.
a.       Memasang peralatan yang akan digunakan sedemikian rupa sehingga digunakan (kymograph) stimulator dan peralatan lainnya. Hal ini dilakukan sebelum mengisolasi otot gastrocnemius.
b.      Memisahkan sebagian tulang dan otot femur dari bagian tubuh katak yang lainnya, tulang femur dijepit dengan kuat pada penjepit tulang, sedangkan benang yang mengikat tendon achiles dihubungkan dengan pengungkit otot.
c.       Perangsangan otot dilakukan dengan kawat listrik yang dihubungkan dengan rangsang induksi pada stimulator atau sumber arus lainnya, sedangkan signal magnet dihubungkan pada magnet.
d.      Untuk rangsangan pertama memberikan tegangan arus sekecil mungkin sehingga respon otot yang minimal. Tromol tidak digerakkan sehingga gerakan ke atas dan ke bawah hanya meninbulkan satu goresan. Mengulangi percobaan diatas dengan kuat tegangan arus yang sama. Sebelumnya tromol diputar lebih kurang 1 cm dari posisi semula dengan menggunakan tangan.
e.       Melanjutkan pemberian rangsang dengan kuat, tegangan arus yang lebih kuat dari point d, melakukan percobaan sesuai point d.
f.       Melanjutkan percobaan tersebut dengan memberikan tambahan kuota dengan arus dari percobaan apabila sudah didapatkan kontraksi maksimal dari otot tersebut (memperhatikan tinggi goresan yang dihasilkan masih bertambah atau tidak).
      4.      Kontraksi tunggal otot rangka
a.  Alat yang digunakan sama dengan yang digunakan pada percobaan 3, ditambah dengan garputala yang dipasang dibawah signal magnet, pencatatan dilakukan dengan tromol cepat.
b.  Memasang otot gastronemius yang baru pada percobaan 3.
c.  Memperhatikan kedudukan semua jarum pencatat pada tromol. Semua jarum pencatat harus berada pada bidang ventrikal yang sama.
d. Memberi rangsangan elektrik yang cukup kuat pada otot gastronemius tersebut, bersamaan dengan itu Memutar tromol dan getarkan pula garputalanya.
e.  Mengulangi percobaan tersebut, mengusahakan grafik yang dihasilkan tidak mengganggu grafik lainnya yang sudah ada. Tidak memberikan rangsangan apapun pada otot tersebut sebelum digunakan agar mendapatkan hasil yang baik.
f.   Mentukan daerah mana yang dimaksud dengan daerah periode laten, periode kontraksi, dan periode relaksasi.
      5.      Kelelahan
a.    Setelah percobaan 4 diperoleh hasil yang baik, merangsang otot tersebut berkali-kali tanpa mencatat pada kymograph.
b.    Bila gejala kelelahan telah terlihat (perhatikan perubahan kontraksinya), membuat pencatatan kontraksi otot tersebut seperti pada percobaan 4.

c.     Membandingakn grafik yang didapatkan dengan grafik dari percobaan .

E. Landasan Teori 
      1.      Pengertian dan fungsi Otot
Otot adalah suatu jaringan dalam tubuh manusia maupun hewan yang berperan sebagai alat gerak aktif yang menggerakkan rangka tubuh manusia serta pergerakan dari organ dalam tubuh. Otot membentuk 43% berat badan dan lebih dari 1/3-nya merupakan protein tubuh dan ½-nya adalah tempat terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh istirahat.
Otot dalam sistem organ manusia sangat mendukung proses pergerakannya. Selain dari pada itu, berikut fungsi lainnya:
a.      Menghasilkan gerakan rangka, seperti kontraksi dan relaksasi otot yang menempel pada rangka dapat mengggerakkan rangka
b.      Mempertahankan postur dan posisi tubuh, misalnya mempertahankan posisi kepala saat membaca buku, berjalan dengan posisi tegak dan lain sebagianya.
c.       Menyokong jaringan lunak, menggerakkan organ-organ dalam tubuh seperti usus, jantung dan sistem tubuh lainnya.
d.      Mempertahankan suhu tubuh, kontraksi rangka memerlukan energidan menghasilkan panas untuk mempertahankan suhu normal bagi tubuh.
       2.      Kontraksi Otot
Otot mulai berkontraksi apabila terkena rangsang. Kontraksi otot diawali oleh datangnya impuls saraf. Pada saat datang impuls, sinapsis atau daerah hubungan antara saraf dan serabut otot dipenuhi oleh asetil kolin. Asetil-kolin ini akan merembeskan ion-ion kalsium (Ca2+) ke serabut otot. Ion kalsium akan bersenyawa dengan molekul, troponin, dan tropomiosin yang menyebabkan adanya sisi aktif pada filamen tipis (aktin). Kepala miosin (filamen tebal), segera bergabung dengan filamen tipis tepat pada sisi aktif. Gabungan sisi aktif dengan kepala miosin disebut jembatan penyeberangan (cross bridges). Segera setelah terbentuk, jembatan penyeberangan tersebut membebaskan sejumlah energi dan menyampaikan energi tersebut ke arah filamen tipis. Proses ini menyebabkan filamen tipis mengerut. Secara keseluruhan sarkomer ikut mengerut yang mengakibatkan otot pun berkerut. Kepala miosin akan lepas dari filamen tipis.
Proses ini memerlukan ATP yang diambil dari sekitarnya. Dengan peristiwa ini, maka filamen tipis akan lepas dari filamen tebal. Secara keseluruhan otot akan relaksasi kembali. Proses ini berulang sampai 5 kali dalam jangka waktu satu detik. Jadi, kontraksi otot akan berlangsung selama ada rangsangan. Apabila tidak ada rangsangan maka ion kalsium akan direabsorpsi. Pada saat itu pun troponin dan tropomiosin tidak memiliki sisi aktif lagi dan sarkomer dalam keadaan istirahat memanjang berelaksasi.
3.      Kelelahan Otot

Kelelahan otot merupakan perasaan lelah yang terjadi pada otot-otot tubuh akibat kekurangan energi atau kekuatan pada otot. Kondisi tersebut mengharuskan otot untuk mendapatkan istirahat. elelahan otot dapat diketahui dalam sinyal EMG sebagai peningkatan amplitudo dan penurunan frekuensi spektral karakteristik. Biasanya sensasi kelelahan yang terjadi adalah perubahan kesadaran dalam sistem kontrol homeostasis bawah sadar.

F. Hasil Pengamatan
    1.      Pengaruh berbagai rangsang bagian punggungnya terhadap kontraksi otot

     No
     Jenis rangsang yang diberikan
     Tanggapan yang diberikan oleh otot
      Keterangan
      1 

  Rangsangan elektrik berupa aliran listrik


     Tanggapan otot baik, terbukti dari bergeraknya otot kaki ( bagian paha) dan berjalannya stimulator (kymograph) dengan terbentuknya kurpa tunggal.


    Otot paha beketja dengan baik ketika mendapat rangsangan berupa listrik.

    2.      Respon otot terhadap rangsang tunggal dengan intensitas rangsang yang berbeda.

      No
      Besarnya intensitas rangsang
      Tanggapan yang diberikan oleh otot
      Keterangan
      1
Stimulus minimal
    Tidak ada tanggapan apapun, grafik garis lurus

      2
       Stimulus submaksimal
     Ada respon sedikit respon tunggal

      3
Stimulus maksimal
       Respon ganda (sumatif), dengan  grafik garis naik turun.



    3.      Gambar grafik respon otot


G.  Pembahasan 
Otot merupakan suatu jaringan dalam tubuh manusia maupun hewan yang berperan sebagai alat gerak aktif yang menggerakkan rangka tubuh manusia serta pergerakan dari organ dalam tubuh. peran otot sangat beragam pada tubuh. Pada otot terdapat system saraf yang akan menjadikan otot dapat merespon setiap rangsangan yang diberikan. Rangsangan tersebut bermacam – macam. Selain itu juga otot dapat berkontraksi dan melakukan relaksasi jika sudah digunakan.
Pengamatan system otot ini bertujuan untuk  Mengetahui respon otot terhadap berbagai macam rangsang, Mengukur kecepatan kontraksi tunggal otot rangka serta mengetahui periode-periode kontraksi otot yang mengalami kelelahan. untuk melakukan pengamatan tersebut digunakan sampel otot dari Katak sawah (Fejervaria cancrivora).
Pengamatan yang dilakukan pada otot adalah dengan menggunkan jaringan otot yang sudah dipisahkan dari tubuhnya, namun masih dapat digunakan, karena dengan penambahan larutan fisiologis yaitu NaCl, fungsi penmbahan larutan ini adalah agar otot katak tetap hidup meskipun sudah dipisahkan dari tubuhnya.
Pada pengamatan Pengaruh berbagai rangsang bagian punggungnya terhadap kontraksi otot, otot diberikan jenis rangsangan elektrik, yaitu dengan dialiri dengan energy listrik, Tanggapan otot memberikan hasil yang baik, terbukti dari bergeraknya otot kaki ( bagian paha) dan berjalannya stimulator (kymograph) dengan terbentuknya kurpa tunggal. Terbentuknya kurva tunggal pada kymograph menunjukan bahwa otot pada katak masih berjalan dengan baik.
Selanjutnya adalah pengamatan Respon otot terhadap rangsang tunggal dengan intensitas rangsang yang berbeda, rangsangan yang diberikan terdiri atas 3 jenis yaitu Stimulus minimal, saat diberi rangsangan ini otot katak tidak memberikan respon apapun, sehingga grafik yang tercatat berupa lurus, rangsangan selanjutnya adalah stimulus submaksimal, saat diberikan rangsangan ini otot katak memberikan sedikit respon, dan terliat pada grafik yaitu respon tunggal.
Kontraksi otot tunggal dapat dibagi menjadi 3 periode : 1) periode laten (periode tersembunyi) adalah waktu antara saat pemberian rangsang dengan permulaan terjadinya rangsang, berlangsung selama 0,01 detik. 2) periode penegangan (kontraksi) adalah waktu berlangsungnya otot memendek dan 3) periode pengenduran (relaksasi) adalah lamanya waktu otot kembali pada bentuk dan ukuran semula.


Selanjutnya adalah respon Maksimal, saat diberikan rangsangan ini otot katak memberikan respon ganda (sumatif), dengan grafik yang tercatat adalah garis naik turun. Sumasi adalah Apabila dua stimulus dikenakan pada otot dengan selang waktu amat singkat sehingga keduanya sangat berdekatan dimana stimulus kedua diberikan sebelum daur kontraksi selesai maka akan terjadi kontraksi yang lebih kuat dibandingkan jika hanya satu stimulus. Keadaan ini disebut sumasi . Kadang kala sumasi tidak terjadi jika jarak waktu antara stimulus pertama dengan stimulus berikutnya sangat dekat. Otot tidak memberikan tanggapan terhadap stimulus yang dikenakan. Hal ini disebabkan oleh keadaan membran otot dalam periode refrakter absolut.
Pengamatan selanjutnya adalah kelelahan otot, Manifestasi dari kelelahan otot seperti yang diamati saat terjadinya penurunan kemampuan untuk menghasilkan kekuatan setelah melakukan kegiatan secara intens. Tetanusi adalah Bila otot dirangsang pada frekuensi yang makin besar secara progressip, akhirnya akan didapatkan sebuah frekuensi dimana kontraksi berikut yang berurutan bersatu dan tidak dapat dibedakan satu dengan lainnya. Jika perangsangan tetanik dipertahankan pada otot yang lepas, akhirnya otot akan mengalami kontraktur, tidak mampu relaksasi walaupun stimulasi dihentikan. Selanjutnya jika stimulus diteruskan akan terjadi kelelahan.
Kelelahan disebabkan oleh adanya penimbunan asam laktat dan penurunan jumlah ATP dan kreatin fosfat. Kelelahan yang demikian hanya terjadi pada otot yang diperlakukan di laboratorium (invitro), sedangkan otot hewan utuh tidak mengalami kelelahan seperti itu karena penyebab-penyebabnya dapat diatasi. Kemungkinan kelelahan akan dialami lebih dahulu oleh saraf motoris yang mengirim impuls ke otot. Disamping itu hambatan aliran darah menuju ke otot yang sedang berkontraksi juga dapat menyebabkan kelelahan otot karena otot kehilangan suplai makanan terutama kehilangan suplai oksigen.
Selain tetanus ada pula Tonus, Tonus pada otot rangka adalah keadaan sedikit kontraksi untuk mempertahankan terhadap regangan. Otot yang sehat sesungguhnya tidak pernah secara sempurna relaksasi.  

H.  Kesimpulan  
                  Otot memberikan repon terhadap rangsangan yang diberikan, yaitu dengan bergeraknya otot yang ada ada pada kaki katak tersebut, dan dapat dilihat dari jaalannya mesin kymograph yang digunakan. perbedaan rangsangan akan menyebabkan respon yang di berikan oleh otot juga berbeda.
                   Periode – periode otot kontraksi yang akan mengalami kelelahan, yaitu terdiri atas tiga periode antara lain : periode laten (periode tersembunyi) adalah waktu antara saat pemberian rangsang dengan permulaan terjadinya rangsang, berlangsung selama 0,01 detik. 2) periode penegangan (kontraksi) adalah waktu berlangsungnya otot memendek dan 3) periode pengenduran (relaksasi) adalah lamanya waktu otot kembali pada bentuk dan ukuran semula.
I. Pertanyaan

   1. Sebutkan perbedaan respon otot terhadap tiga macam rangsangan yang dipakai ?
       Jawaban :  Rangsangan elektrik, perbedaan antara respon tunggal dengan respon ganda. respon tunggal yaitu, respon yang terjadi apabila rangsangan yang diberikan masih rangsangan ambang sehingga otot hanya menimbulkan satu goresan pada grafik. sedangkan respon ganda menimbulkan gelombang yang cepat pada grafik. tetapi pada percobaan hanya menggunakan rangsangan elektrik saja yaitu rangsangan yang hanya menggunakan bantuan listrik.
  2.  Rangsang manakah yang terbaik untuk dipakai di Laboratorium dan mengapa ?
 Jawaban : Rangsang yang terbaik adalah rangsang elektrik karena pada jenis rangsang ini kita dapat mengetahui tanggapan atau gerakan otot yang diperlihatkan pada grafik sehingga kita dapat mengetahui jenis rangsang yang timbul dari otot tersebut, rangsang elektrik juga sangat ramah terhadap lingkungan . 
3. Apa yang dimaksud dengan tendon dan apa fungsinya ?
   Jawaban : Tendon yaitu jaringan ikat yang menghubungkan tulang dengan otot, fungsinya untuk menyeimbangkan tulang dan otot sehingga memudahkan terjadinya gerakan, saat terjadinya gerakan tendon juga akan menyesuaikan perubahan posisi tulang dengan otot sedemikian rupa sehingga gerakan tersebut sempurna
4.  Apakah perbedaan stimulus minimal, stimulus submaksimal dan stimulus maksimal
   Jawaban : Stimulus minimal adalah rangsangan terkecil yang diberikan dan mulai terjadi kontraksi otot terkecil pertama kali.Stimulus submaksimal adalah rangsangan terkecil yang diberikan sehingga terjadi kontraksi yang besarnya mendekati nilai maksimalnya. Stimulus maksimal adalah rangsangan terkeci yang mengakibatkan sebuah semua saraf memberikan reaksi dan menghasilkan kontraksi otot terbesar.
5. Hitunglah berapa waktu laten dan waktu kontraksi serta waktu relaksasi otot gastrocnemius!
    Jawaban : Waktu laten berada pada kisaran 0-5 mL
                    Waktu kontraksi berada pada kisaran 6-25 mm.
                    Waktu relaksasi berada pada kisaran 26-55 mm.
6. Bagaimanakah beda waktu laten, kontraksi dan relaksasi otot pada percobaan satu dan dua?
    Jawaban : Waktunya jelas berbeda tergantung pada jenis perlakuannya dan kisaran waktu yang telah ditentukan. 


                                      LAPORAN
SISTEM SEKRESI

(Uji kandungan Pada Urin)


PENDIDIKAN BIOLOGI
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA (IPI)
GARUT
2018


A.    Judul Pengamatan
       “ Uji Ekskresi

B.    Tujuan Pengamatan 
1.      Untuk memeriksa ada tidaknya glukosa dalam urine
2.      Untuk membuktikan adanya chlorida dalam urine

3.      Untuk mengenal bau ammonia dari hasil penguraian urea dalam urine

C.    Alat dan Bahan dan fungsinya 
-          Alat – alat yang digunakan untuk pengamatan urine

·         Gelas kimia 100 mL

     Digunakan untuk menyimpan urine.  

·         Pipet tetes

  Digunakan untuk mengambil urine dan larutan benedict.
·         Tabung reaksi

     Digunakan untuk menyimpan urine yang akan diuji cobakan
·         Gelas ukur

     Digunakan untuk mengukur cairan benedict.
·         Rak tabung reaksi

      Digunakan untuk menyimpan tabung reaksi
·         Penjepit tabung

   Digunakan untuk menjepit tabung reaksi saat dipanaskan
·         Pembakar spirtus

   Digunakan untuk menyalakan api yang akan digunakan saat pemanasan urine
·         Bensin

      Digunakan untuk menyalakan api
·         Kertas label

     Digunakan unntuk memberikan identitas pada hasil percobaan
·         Tissue

     Digunakan untuk membersihkan sisa praktikum  
·         Alat perekam
     Digunakan untuk dokumentasi saat pengamatan
-          Bahan yang digunakan untuk pengamatan
·         Urine

     Digunakan sebagai bahan uji
·         Benedict

     Digunakan sebagai indicator adanya glukosa dalam urin.
·         Larutan AgNO3 10 %
     Digunakan sebagai indicator adanya clorida dalam urine
·         Sampel Urine (Pembanding)

    Digunakan untuk membandingkan hasil uji dengan sampel
D.    Prosedur Pengamatan
1. Adapun langkah kerja praktikum ini adalah :
    a. Uji glukosa dalam urine

    b. Uji Chlorida dalam urine

    c. Uji Amonia dalam urine


E. Dasar Teori
     1.      Pengertian system ekskresi
Sistem ekskresi merupakan sistem yang berperan dalam pembuangan zat-zat yang sudah tidak diperlukan ( zat sisa) ataupun zat-zat yang membahayakan tubuh dalam bentuklarutan. Ekskresi terutama berkaitan dengan pengeluaran senyawa-senyawa nitrogen. Selama proses pencernaan makanan, protein di cerna menjadi asam amino dan diabsorsi darah, kemudian dipergunakan oleh sel-sel tubuh untuk membentuk protein-protein baru. Di dalam tubuh vertebrata, asam amino yang berlebihan akan dirombak menjadi amino dan disekresikan lewat ginjal sebagai senyawa-senyawa ammonium sulfat, ammonium fospat, urea, asam urat atau trimethylamine. Semua zat sisa yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh sebagian akan dikeluarkan bersama urine.  Fungsi utama organ ekskretori adalah :
a.       Mempertahankan bahan terlarut yang sesuai bagi kebutuhannya
b.      Memepertahankan volume tubuh ( kandungan cairan )
c.       Membuang akhir metabolisme
d.      Membuang bahan-bahan asing atau produk metabolisme bahan tersebut 

     2. Kandungan kandungan dalam urine
     Air : kandungan air dalam darah dikeluarkandari tubuh jika konsentrasinya terlalu tinggi, Empedu : berasal dari hasil perombakan sel darah merah di hati dan memberi  warna kekuningan padsa urine, Garam : garam dikeluarkan untuk menjaga konsentrasi garam di darah supaya tidak berlebih, Urea (9,3 g/L ): merupakan hasil dari perombakan protein, Asam urat : merupakan hasi dari perombakan protein , Amonia  : merupakan hasil dari perombakan protein. Amonia memberi bau pada urine , Obat-obatan : obat-obatan dibuang supaya tidak menjadi racun dalam tubuh , itulah sebab mengapa sehabis minum obat urine menjadi berbau seperti  obat, Asam klorida (1,87 g/L ), Sodium (1,17 g/L ), Potasium (0,75 g/L ), Gula : gula ditemukan pada urine penderita diabetes  dan tidak akan ditemukan pada urine yang sehat , Nitrogen , Fosfor Kreatin (0,67 g/L ), Asam sulfat 
               Ukuran ataupun kelektrolitannya diantaranya adalah : molekul organik : memiliki sifat non elektrolit dimana memiliki ukuran yang relatif besar , di dalam urine terkandung , urea CON2H4 atau (NH2)2CO, kreatin, asam urat C5H4N4O3, dan substansi lainnya seperti hormon ( Guyton , 1996). Ion sodium (Na+), potasium(K+), chloride (Cl-), magnesium (Mg2+), calsium (Ca2+).

F.  Hasil dan Pembahasan      
     1. Hasil Pengamatan
          Sampel Urin : Mahasiswi Eva Hardianti
  Perubahan warna akhir
        Gambar
     keterangan
      Biru pekat


     Normal, tidak terdapat glukosa
 Terdapat endapana berwarna putih dan di atas berwarna bening



     Adanya chlorida radikal
      Kuning pucat

     Terdapat bau amonia

2. Pembahasan 
Urin merupakan zat hasil dari system ekskresi baik pada hewan maupun pada manusia, urin atau air seni adalah zat yang mengadung berbagai zat sisa metabolisme yang biasanya sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh. Urin merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. urin biasanya digunakan sebagai bahan uji yang dapat mendeteksi penyakit atau kelainan dalam tubuh pemiliknya.
Dalam pengamatan ini dilakukan uji urin dengan tujuan pengamatan, untuk memeriksa ada tidaknya glukosa dalam urine, untuk mengenal bau ammonia dari hasil penguraian urea dalam urine dan untuk membuktikan adanya chlorida dalam urine. Untuk melakukan pengamatan ini digunakan sampel urin dari mahasiswi praktikum.
Pengujian pertama adalah menguju kandungan glukosa pada urin, hasil nya menunjukan terjadi perubahan warna menjadi biru pada urin, dengan berubahnya urin menjadi biru setelah maka diduga urin tersebut mengandung glukosa 1 %, dan dikatakan normal, karena jika perubahan warna bukan manjadi hijau atau biru mengartikan bahwa urin tersebut tidak normal.
Hijau : kadar glukosa 1% (Normal )
Merah : kadar glukosa 1,5%
Orange : kadar glukosa 2%
Kuning :kadar glukosa 5%
Tinggi rendahnya kadar glukosa dalam urine biasanya dipengaruhi oleh banyaknya gula atau glukosa yang dikonsumsi. Makin banyak gula yang dikonsumsi, maka semakin tinggi kadar glukosa yang ada dalam urine.
Pengujian selanjutnya adalah uji chloride dalam urin, Pada pengujian uji Chloride hasilnya positif (+) yaitu terdapat endapan berwarna putih yang berupa partikel-partikel, hal ini berarti mengandung chloride. Senyawa clorida adalah senyawa yang memang seharusnya ada didalam urin sebagai hasil ekskresi sisa metabolisme tubuh.
Klorida merupakan suatu elektrolit yang memiliki  peranan penting dalam menjaga keseimbangan cairan di dalam dan di luar sel-sel tubuh, serta mempertahankan volume darah normal, tekanan darah, dan pH cairan tubuh.
Pengujian selanjutnya adalah uji mengenal bau ammonia dari hasil penguraian urea dalam urine. Urine berwarna kuning dan saat di baui, tercium bau ammonia. amoniak merupakan senyawa kimia yang memiliki lambang NH4. Bau amoniak ini sangat menyengat ,baunya pesing, apalagi jika habis mengkonsumsi makanan yang berbau menyengat .

G. Kesimpulan 
Pada pengamatan urin dengan beberapa pengujian, disimpulkan bahwa sampel urin yang digunakan mengandung glukosa 1 % dan dikatakan normal, pada urinnya pun positif mengandung chloride yang artinya urin tersebut normal, dalam urinnya pun terkandung Amoniak yang dibuktikan dari bau urin tersebut.
Berdasarkan ketiga pengujian tersebut dapat ikatakan bahwa system ekskresi pada sampel uji masih normal dan tidak ada kelainan yang sarius, dan yang berhubungan dengan system tersebut adalah organ ginjal, karena pada urinnya tidak ditemukan kelainan atau penyakit, maka dapat dipastikan bahwa organ yang berperan penting dalam proses ersebut masih dalam keadaan normal atau sehat dan tidak ada kerusakan. 




H. Pertanyaan 
1.      Buatlah siklus perubahan glukosa dalam tubuh dan jelaskan apa sebabnya terjadi perubahan demikian!
   Jawab  : glukosa berasal dari pemecahan amilum dan maltosa. Glukosa masuk siklus glikolisis menghasilkan asam piruvat, kemudian masuk daur kreabs dan transfor eklektron untuk menghasilkan energi berupa ATP. Perubahan ini terjadi agar glukosa mudah diserap dan memeberikan energi pada tubuh
2. Bagaimana jumlah gluykosa darah setelah beberapa saat anda makan ? bagaimana hubungannya dengan kadar glukosa optimum? Jelaskan !
      Jawab  : jumlah glukosa dalam darah akan naik beberapa saat setelah makan, saat kita makan makanan yang mnegandung karbohidrat, karbohidrat akan diubah jadi glukosa, untuk menjaga keoptimalan kadar glukosa dalam darah, kelebihan glukosa di dalam tubuh tersebut akan disimpan di dalam hati atau otot sehingga kadar glikosa dalam darah tetap dalam keadaan optimum.
3.     Apakah Chlorida selalu terdapat dalam urine ? jelaskan !
     Jawab  : ya, karena hampir semua makanan yang dimakan mengandung garam (NaCl)
4.     Tuliskan reaksi kimia yang terjadi pada percobaan diatas ( Chlorida ) bila uji tersebut positif 1
      Jawab  : NaCl   Na+ + Cl-
AgNO3 + NaCl   AgCl = NaNO3
5.      Bagian dari apa amonia dalam urine tersebut ?
       Jawab  : berasal dari hasil deaminasi asam amino yang terjadi terutama didalam hati dan ginjal
6.      Enzim apa yang bekerja ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LAPORAN KULIAH LAPANGAN

LAPORAN KULIAH LAPANGAN FISIOLOGI HEWAN Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Praktikum Fisiologi Hewan Yang diampu ...