Sabtu, 11 November 2017

Laporan Praktikum Fisiologi Hewan ke-2


LAPORAN PENGAMATAN
“PENGARUH SUHU TERHADAP KERJA ENZIM

Praktikum Fisiologi Hewan Bidang Studi Pendidikan Biologi S-1


Disusun oleh :
-          R. Neni N
(15542011)
-          Nadia Adiati P
(15542019)
-          Depi Saraswati
(15542015)
-          Sulia Nawangsih
(15542014)
-          Eva hardiyanti
(15542001)
-          Rizal Dwi Lesmana
(15542017)
-          Santi S
(14542029)


KELAS : 3 – A







LABORATORIUM BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
GARUT

2017




A. Judul Pengamatan
         Pengaruh Suhu Terhadap Kerja Enzim 

B.     Tujuan Pengamatan
         Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap kerja enzim amylase dengan sumber karbohidrat air pati atau amilum 

C.    Alat dan Bahan dan fungsinya

-                          Alat – alat yang digunakan untuk pengamatan :

        
·         Gelas kimia (Beker glass) 500 mL 3 buah, dan  1 100 mL.




Digunakan untuk menyimpan air yang akan dipanaskan.







Digunakan untuk menyimpan saliva.
·         Gelas ukur


Digunakan untuk mengukur cairan pati yang akan digunakan.
·         Termometer


Digunakan untuk mengukur suhu air yang dipanaskan.
·         Tabung Reaksi


Digunakan untuk mereaksikan larutan.
·         Pipet tetes


Digunakan untuk mengambil saliva dan larutan benedict dan lugol.

·         Corong


Digunakan untuk memasukan dan memindahkan air pati kedalam tabung reaksi.
·         Spatula


Digunakan untuk mengaduk larutan.
·         Pembakar spirtus


Digunakan untuk memanaskan air yang akan digunakan.
·         Kaki tiga dan kasa asbes


Digunakan untuk menyangga gelas kimia saat dipanaskan.
·         Kasa


Digunakan untuk menyaring saliva.
·         Rak tabung reaksi


Digunkan untuk menyimpan tabung reaksi.
·         Penjepit tabung



Digunakan untuk menjepit tabung reaksi salama melakukan pemanasan.
·         Baki


Digunakan untuk menyimpan alat-alat praktikum.
·         Tissue


Digunakan untuk membersihkan sisa praktikum
·         Bensin


Digunakan untuk menyalakan api pada pembakar spirtus.
·         Kertas Label


Digunakan untuk memberikan label pada gelas kimia dan tabung reaksi.
·         ATK


Digunakan untuk mencatat hasil pengamatan
·         Alat perekam


Digunakan untuk dokumentasi saat pengamatan

-                             Bahan yang digunakan untuk pengamatan
·         Air Pati


Digunakan sebagai sumber karbohidrat 
·            Benedict


Digunakan sebagai indikator untuk indikator gula reduksi
·         Lugol



Digunakan sebagai indikator uji 
karbohidrat
·         Saliva


Digunakan sebagai sumber enzim amilase 
·         Air






Digunakan sebagai mengatur suhu

D.   
Langkah Kerja








E.     Hasil Pengamatan
      
      1. Uji Lugol
          
          
Waktu
Perubahan Warna
Normal
36-37 oC
>70 OC
5 Menit ke 1
Ungu (++)
Ungu (++++)
Bening
5 Menit ke 2
Ungu (++++) diatas
Ungu (++) di bawah
          Ungu (+)



Bening
5 Menit ke 3
        Ungu (++++)
Putih
Kuning terang
5 Menit ke 4
        Ungu (+)
-
Kuning terang
5 Menit ke 5
Ungu (++++) diatas
Ungu (++) di bawah
-
Kuning terang





     2. Uji Benedict
  
         
Waktu
Perubahan Warna
Normal
36-37 oC
>70 OC
5 Menit ke 1
Biru (++)
Biru (+++)
Kuning (+++)
5 Menit ke 2
Biru (++++)

Biru (++)


-          Orange di atas
-          Biru di bawah
5 Menit ke 3
Biru (+++)
Biru (++)

Orange (++++)
5 Menit ke 4
Biru (+)
-
Kuning labu (++++)

5 Menit ke 5
Biru (+)
-
Orange (++)
   




 
      F. Pembahasan
Enzim merupakan sebuah substrat yang membantu proses metabolisme dalam tubuh. Enzim dapat mempermudah kerja tubuh baik dalam proses katabolisme (prambanan) maupun anabolisme (pembentukan). Berbagai reaksi kimia metabolisme didalam tubuh organisme dapat berlangsung dengan cepat karena sel organisme tersebut menghasilkan enzim. Reaksi kimia didalam sel dilakukan oleh enzim yang termasuk dalam golongan katalis. Katalis adalah zat yang mempercepat reaksi dengan energi aktivasi dan tanpa mengubah hasil akhir (produk).
Katalis tersebut mengatur kecepatan dan kekhususan ribuan reaksi kimia yang berlangsung didalam sel. Enzim tidak ikut serta dalam pengubahan suatu zat (reaksi), tetapi zat tersebut di buat berulang kali untuk mempercepat reaksi.
Enzim memiliki sifat bekerja pada suhu tertentu dan akan nonaktif pada suhu tersebu.. Suhu atau temperature merupakan salah satu factor yang mempengaruh kerja enzim.
Pengamatan yang dilakukan menggunakan air pati sebagai sumber karbohidrat yang mengadung glukosa dan amilum. Penggunaan air pati ini karena akan menguji kerja enzim amylase yang ada di dalam saliva atau air liur manusia. Pengamatan ini bertujuan untuk mengeahui bagaimana pengaruh suhu terhadap aktivitas kerja enzim serta untuk mengetahui suhu yang optimal bagi enzim amylase maka dilakukan pengamatan.
Pati atau amilum merupakan polisakarida hasil sintesis dari tanaman hiaju melalui proses fotosintesis. Pati memiliki bentuk Kristal bergranula. Pati diguanakan sebagai pengentaldan penstabil dalam makanan. Batang pohon sagu mengandung pati yang seteloah dikeluarkan akan menjadi bahan makanan. Umbi yang terdapat pada ubi jalar atau akar pada ketela pohon mengandung pati yang cukup banyak, sebab keela pohon tersebut selain dapat digunakan sebagai bahan makanan sember karbohidrat, juga digunakan sebagai bahan baku dalam pabrik tapioca.
Struktur molekul pati :

Pati adalah karbohidrat yang terdiri atas amilosa dan amilopektin. Kedua komponen tersebut sangat penting dalam pati. Amilosa mempunyai rantai lurus atau rantai terbuka dan larut dalam air, sedangkan amilopektin merupakan rantai terbuka dan memiliki cabang yang terdiri dari satuan glukosa yang bergabung selain itu tidak dapat larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organic. Butir – butir pati apabila diamati dengan menggunakan mikroskop, memiliki perbedaan bentuk berdasarkan sumber dari tumbuhannya.
Amilosa terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang terikat dengan ikatan α 1,4-Glikosidik. Struktur Amilosa : 


Amilopektin terdiri atas 1.000 unit glukosa, lebih besar dari pada amilosa. Terdiri atas molekul D-glikosa yang sebagian besar mempunyai ikatan 1,4-glikosidik dan sebagian lagi ikatan 1,6-glikosidik. Hal ini menyebabkan amilopektin bercabang.
Struktur molekul Amilopektin :

Mula – mula pengamatan diawali dengan mengukur air pati sebanyak 5 ml kedalam tabung reaksi yang selanjutnya disimpan pada masing-masing gelas kimia yang memiliki suhu yang berbeda. Perbedaan suhu yang dilakukan adalah sebagai pembeda, sehingga perbedaan kerja enzim berdasarkan suhu dapat terlihat. Berdasarkan teori enzim tidak dapat bekerja pada suhu yang tinggi maupun suhu yang rendah, kecuali pada hewan – hewan tertentu. Pada manusia enzim bekerja pada suhu optimum yaitu suhu kamar sekitar 37◦C.
Setelah itu ditambahkan 15 tetes cairan saliva (air ludah), air ludah ini memiliki fungsi sebagai pembawa enzim, Saliva merupakan salah satu dari cairan di rongga mulut yang diproduksi dan diekskresikan oleh kelenjar saliva dan dialirkan ke dalam rongga mulut melalui suatu saluran. Saliva dapat memproduksi enzim khusus yang dapat memecah pati atau karbohidrat menjadi gugus gula yang lebih sederhana. Enzim yang memiliki fungsi tersebut adalah enzim amylase.
Enzim amylase ditemukan pada dalam air liur, dimana ia memulai proses kimia dalam pencernaan dengan menghidrolisis pati. Enzim ini mulai bekerja di mulut ketika makanan dikuunya, memecah ikatan polisakarida yang memiliki kaitan sama untuk membuat rantai molekul pati.
1.      Uji Lugol
                 Pengujian yang pertama adalah dengan menggunakan larutan Lugol. Larutan iodium Lugol sering digunakan sebagai reagen untuk melacak pati atau mengidentifikasi karbohidrat polisakarida pada suatu zat atau bahan. Larutan 5% terdiri dari 5% (m/v) iodium (I2) dan 10% (m/v) kalium iodida (KI) dicampur dalam air suling dan memiliki kandungan iodium total 126,5 mg/mL. Kalium iodida menyumbang unsur iodium yang larut dalam air melalui pembentukan io triiodida I−3). Reaksi positif pada uji lugol ini adalah terjadinya perubahan warna menjadi biru atau menjadi ungu. 

                Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 1. Dapat dilihat uji lugol pada suhu normal, pada 5 menit pertama setelah ditambahkan 2 tetes lugol terjadi perubahan warna menjadi ungu (++) atau ungu yang cukup pudar, hal ini menunjukan bahwa kandungan polisakarida pada pati tersebut hanya sedikit. 5 menit kedua setelah penambahan 2 tetes lugol warna pati berubah warna menjadi warna ungu (++++) yang lebih pekat dari sebelumnya, hal ini menandakan bahwa karbohidrat atau gula lebih banyak dari sebelumnya. 5 menit ketiga air pati tetap berwarna ungu (++++) yang sama seperti sebelumnya. 5 menit keempat warna pati menjadi sedikit pucat (++). 5 menit kelima air pati kembali berubah warna menajdi ungu pekat (++++).
                    Reaksi yang terjadi antara amilum dengan larutan Lugol :


                    Terbentuknya warna ungu pada air pati dan suhu normal, yaitu menunjukan bahwa enzim dapat memecah air pati menjadi molekul gula yang sederhana. Tahap awal kerja enzim bekerja mengubah amilum menjadi amilodekstrin yang menyebabkan terbentuknya warna ungu dengan ditambahkanya larutan lugol. 
                 Enzim menjadi optimal karena tidak terhambat oleh suhu disekitarnya. Karena enzim sudah memecah air pati menjadi molekul yang lebih sederhana, adapun reaksinya sebagai berikut :

             Percobaan pada suhu normal hanya dilakukan sampai 5 kali pengulangan, karena diperkirakan akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk peristiwa akromasi. Peristiwa karomasi ini adalah titik dimana tidak ada perubahan warna lagi pada reaksi, atau dalam kasus iodin disebut perekasi iod tidak lagi positif
                Selanjutnya adalah uji lugol pada suhu 36◦C - 37◦C. pada 5 menit pertama penambahan 2 tetes larutan lugol merubah warna pati menjadi ungu yang cukup pekat (++++), hal ini menujukan bahwa dalam air pati erdapat molekul polisakarida yang cukup banyak. 2 menit kedua warna pati menjadi ungu (+++) sedang, hal ini menunjukan bahwa molekul polisakarida hanya sedikit. 5 menit ketiga air pati kembali mejadi berwarna putih atau pada warna awal, hal ini menunjukan adanya titik akromasi. Setelah terjadinya titik akromasi perlakuan dihentikan.
                 Pengujian lugol pada suhu 36◦C - 37◦C hanya berlangsung sampai 3 kali pengulangan, lalu air pati mengalami akromasi,hal ini dapat terjadi, karena bisa saja enzim sudah tidak bekerja, karena suhu pada lingkungan. Pada suhu tersebut enzim hanya bekerja sesaat. Reaksi yang terjadi pada penujian kedua ini sama halnya dengan uji pertama, hanya saja perbedaan pada waktu dan pengulangannya.
               Selanjutnya adalah uji lugol pada suhu >70◦C . 5 menit pertama saat pertama kali diteteskan cairan lugol pati berubah menjadi kehitaman, namun setelah 5 menit air pati kembali berubah menjadi warna putih dan sedikit bening hal ini menunjukan tidak adanya kandungan polisakarida pada pati. 5 menit kedua saat pertama ditambahkan 2 tetes lugol, pati berubah menjadi kehitaman namun stelah 5 menit berubah kemabli menjadi warna putih, hal ini menunjukan bahwa tidak ada molekul polisakarida lagi didalam pati tersebut. Maka dipastikan bahwa air pati tersebut sudah mengalami akromasi. Namun perlakuan dicoba kembali untuk membuktikan. 5 menit ketiga setelah ditambah lugol pati berubah menjadi kuning. 5 menit keempat pati menjadi kuning. 5 menit ke lima pati menjadi kuning.
               Pengujian uji lugol pada suhu >70◦C sudah mengalami akromasi pada perlakuan kedua, hal ini dapat terjadi karena enzim amylase sudah tidak bekerja lagi, karena suhu lingkungannya yang tinggi. enzim memiliki sifat yang tidak dapat bekerja atau menajdi nonakif jika suhu tinggi. sehingga enzim tidak dapat memecah air pati menjadi lebih sederhana akibatnya tidak terjadi perubahan warna pada pati.
             Sedangkan pada perlakuan ke 3, ke 4 dan ke 5 pati berubah warna menjadi kuning, menurut kami hal itu terjadi karena enzim sudah rusak atau denaturasi. Dan larutan lugol menjadi bereaksi dengan zat lain yang menyebabkan warna nya menjadi kuning.

 2.   Uji Benedict
               Uji benedict adalah digunakan sebagai satu uji atas adanya gula reduksi. meliputi semua monosakarida dan banyak disakarida, termasuk laktosa dan maltosa. Bahkan lebih umum, uji Benedict akan mendeteksi adanya aldehid, dan alfa-hidroksi-keton, termasuk yang terjadi sebagai keton tertentu. Tembaga sulfat dalam larutan Benedict bereaksi dengan gula reduksi. Pada uji benedict akan bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali dalam gugus aromatic dan alpha hidroksi keton. 
          Perlakuan pada uji benedict sama dengan perlakuan dengan uji logol, hanya saja pada penambahan larutannya diubah menjadi 2 tetes larutan benedict.
           Percobaan pertama adalah dengan menggunakan suhu norma atau suhu kamar. 5 menit pertama pati berubah menjadi warna biru (++). 5 menit kedua menjadi warna biru (+++). 5 menit ketiga tetap berwarna biru (+++).5 menit keempat berwarna biru lebih pucat (++). 5 menit kelima warna biru semakin pucat (+).
           Perubahan warna biru pada uji benedict merupakn ciri reaksi negative, namun terdapat kemungkinan pati tidak terlalu larut dalam air dingian, namun lebih larut dalam air panas, karena pati memiliki bentuk Kristal bergranula yang tidak larut pada temperature tertentu.
              Selajutnya pengujian pada suhu 36◦C-37◦C . 5 menit pertama pati berubah menjadi biru (+++). 5 menit kedua pati menjadi biru yang lebih pudar (++). 5 menit ketiga berwarna biru yang pudar (++). Berdasarkan hasil tersebut masih didasarkan pada tidak larutnya pati, karena suhu tersebut masih sama dengan suhu rata-rata kamar, sehingga belum menyebabkan pati larut.
               Selanjutnya pengujian pada suhu >70◦C. 5 menit pertama pati berubah warna menjadi warna kuning (+++) menandakan bahwa terdapat gula perduksi, 5 menit kedua orange dibagian atas dan warna biru dibagian bawah, hal ini menujukan adanya gula perduksi dan larutan benedict belum tercampur sempurna. 5 menit ketiga pati berwarna orange (++++) yang cukup pekat menandakan gula perduksi cukup banyak. 5 menit keempat pati berwarna orange (+++) menandakan terdapat gula pereduksi. 5 menit kelima pati berwarna oramge (++).
               Pengujian dihentikan, karena tidak terjadi akromasi dan memerlukan waktu yang cukup lama untuk menunggu titik akromasi. Peruabahan warna menjadi orange tersebut memiliki beberapa anggapan, yaitu karena memang terdapat gula perduksi pada air pati, karena pada suhu yang panas pati dapat larut dan dapat memecah kandungan molekul gula. Namun hal tersebut bertentangan dengan pernyataan “gula pereduksi yang dihasilkan berhubungan erat dengan aktivitas enzim, yaitu semakin tinggi aktivitas enzim, yaitu semakin tinggi pula gula perduksi yang dihasilkan”.
     Reaksi positif yang seharusnya terjadi saat uji benedict adalah berubahnya larutan atau bahan menjadi warna kuning, orange atau merah bata. Jika perubahan warna menjadi warna biru hal tersebut menandakan tidak terdapatnya gula pereduksi didalam bahan uji. Adapun rekasi kimia yang terjadi adalah :


        G. Kesimpulan 
   Enzim merupakan suatu substrat yang dapat membantu proses metabolisme dalam tubuh  organisme, namun enzim memiliki ciri khas, yaitu salah satunya adanya kinerja pada suhu   tertentu. Suhu sangat mempengaruhi kinerja enzim.
Berdasarkan pengamatan pengaruh suhu terhadap enzim, yaitu jika suhu tempat kerja enzim normal atau suhu kamar (37oC) enzim dapat bekerja secara optimal. Sebaliknya jika suhu lingkungan enzim terlalu tinggi atau terlalu rendah enzim akan non aktif dan tidak akan bekerja membantu dalam metabolisme suatu substrat.
Setelah suhu naik melebihi optimal, hubungan antara enzim dan perubahan suhu menjadi berubah, karena enzim akan mengalami denaturasi atau ikatan yang memegang bentuk enzim akan pecah. 


Daftar Pustaka 
sumber Buku :
    - Winarno.F.G (1992). “Kimia Pangan dan Gizi”, Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama
    - Poedjiadi.Anna & F.m. Titin Supriyanti. (2005). “Dasar – Dasar Biokimia”. Jakarta :          Universitas Indonesia (UI-pers)
   - Sudjadi.Bagod (2005)."Biologi Sains dalam Kehidupan 3A". Surabaya : Ghalia Indonesia Printing. 

Sumber Internet :
    - https://id.m.wikipedia.org/wiki/amilase
    - https://id.wikipedia.org/wiki/Air_liur
    - http://www.edubio.info/2014/04/uji-benedict.html
    - http://andyfahreza.blogspot.co.id/2015/03/karbohidrat-uji-benedict-biokimia.html
 - https://gustinnarra38.wordpress.com/2015/03/05/uji-bahan-makanan-yang-mengandung-protein-amilum-lemak-dan-glukosa/
   - http://rhizaamaliafanaidie.blogspot.co.id/2015/10/enzim-amilase.html

Lampiran :
1. Awal (Air pati)

2. Hasil akhir 5 menit ke 3 pada suhu normal

3. Hasil akhir 5 menit ke 4 pada suhu normal

4. Hasil akhir 5 menit ke 5 pada suhu normal
5. Hasil akhir 5 menit ke 4 pada suhu 36-37oC

6. Hasil akhir 5 menit ke 5 pada suhu 36-37oC
7. Hasil akhir 5 menit ke 3 pada suhu >70oC

8. Hasil akhir 5 menit ke 5 pada suhu >70oC


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LAPORAN KULIAH LAPANGAN

LAPORAN KULIAH LAPANGAN FISIOLOGI HEWAN Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Praktikum Fisiologi Hewan Yang diampu ...