Jumat, 17 November 2017

Laporan Praktikum Fisiologi Hewan ke-3

LAPORAN PENGAMATAN
“PROSES OKSIDASI DAN PROSES RESPIRASI

Praktikum Fisiologi Hewan Bidang Studi Pendidikan Biologi S-1


Disusun oleh :
-          R. Neni N
(15542011)
-          Nadia Adiati P
(15542019)
-          Depi Saraswati
(15542015)
-          Sulia Nawangsih
(15542014)
-          Eva hardianti
(15542001)
-          Rizal Dwi Lesmana
(15542017)
-          Santi S
(14542029)
   



KELAS : 3 – A


LABORATORIUM BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
GARUT
2017

A.    Judul Pengamatan
       “ Proses Oksidasi dan Proses Respirasi

B. Tempat dan Waktu Pengamatan

    
 - Tempat      : Laboratorium STKIP Garut
     - Waktu       : Senin, 13 November 2017 

B.  Tujuan Pengamatan
     1.      Untuk mengetahui proses respirasi sel.
     2.      Untuk memahami proses respirasi anaerobic (Fermentasi).
     3.      Untuk menentukan jenis respirasi pada suatu sel makhluk hidup.   
     4.      Untuk memahami proses oksidasi dalam masa respirasi. 
C.    Alat dan Bahan dan fungsinya 
      Alat – alat yang digunakan untuk pengamatan 
     
·         Gelas kimia (Beker glass) ukuran 500 mL.
  






Digunakan untuk menyimpan air yang akan dipanaskan.

·         Gelas ukur
  






Digunakan untuk mengukur cairan ragi dan aquadesh yang akan digunakan.
·         Tabung Reaksi (6 tabung )
  







Digunakan untuk mereaksikan larutan.
·         Termometer
 






Digunakan untuk mengukur suhu air yang dipanaskan.
·         Pipet tetes
  





Digunakan untuk mengambil larutan metilen blue dan larutan dan glukosa 10%..
·         Pembakar spirtus

 









Digunakan untuk memanaskan air yang akan digunakan.
·         Kaki tiga dan kasa asbes

  









Digunakan untuk menyangga gelas kimia saat dipanaskan.
·         Kapas

  







Digunakan untuk menutup bagian tabung reaksi A dan C yang dipanaskan.
·         Rak tabung reaksi








Digunkan untuk menyimpan tabung reaksi.
·         Penjepit tabung
  







Digunakan untuk menjepit tabung reaksi salama melakukan pemanasan.
·         Baki

  






Digunakan untuk menyimpan alat-alat praktikum.
·         Tissue
 





Digunakan untuk membersihkan alat-alat dan sisa praktikum.
·         Bensin
  







Digunakan untuk menyalakan api pada pembakar spirtus.
·         Gunting





Digunakan untuk memotong kertas label.
·         Kertas Label





Digunakan untuk memberikan label pada gelas kimia dan tabung reaksi.
·         ATK
  







Digunakan untuk mencatat hasil pengamatan
·         Alat perekam
 






Digunakan untuk dokumentasi saat pengamatan
-                  Bahan yang digunakan untuk pengamatan 
            
·         Ragi dengan sukrosa
  







Digunakan sebagai bahan uji
·         Glukosa 10%
 







Digunakan sebagai bahan uji
·         Metilen blue
  







Digunakan sebagai indikator uji
·         Air
  







Digunakan sebagai pengatur suhu tabunng agar konstan
·         Aquadesh
  








Digunakanuntuk mengencerkan larutan ragi


D.    Langkah kerja

E. Landasan Teori
    1.      Respirasi 
          Respirasi  adalah proses mobilisasi energi  yang dilakukan jasad hidup melalui pemecahan Senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam menjalankan fungsi hidup. Respirasi terjadi pada semua tingkatan organisme hidup, mulai dari individu hingga satuan terkecil. 
      a. Respirasi dibedakan atas dua macam :
                Respirasi aerob yaitu respirasi yang menggunakan oksigen bebas untuk mendapatkan energi. Terjadi pembakaran atau oksidasi glukosa secara sempurna dan menghasilkan energy besar yang berjumlah 36 ATP.
                      Respirasi anaerob, yaitu reaksi pemecahan karbohidrat untuk mendapatkan energy tanpa menggunakan oksigen. Menghasilkan energi dalam jumlah yang sedikit yaitu hanya 2 ATP.
    b. Laju respirasi dipengaruhi oleh beberapa faktor :
        - Ketersediaan substrat 
        - Ketersediaan oksigen 
        - Suhu 
     2. Ragi  
             Ragi adalah salah satu organisme hidup yang tidak membutuhkan oksigen untuk menghasilkan energi. Ragi akan bekerja apabila ditambahkan dengan gula dan kondisi suhu yang hangat. Selama kondisi anaerob mengubah karbohidrat-pati dan gula-alkohol dan gas karbon dioksida. Proses ini dikenal sebagai fermentasi. Ragi berfungsi untuk memecah pati dan gula juga menghasilkan karbon dioksida. 
    3. Sacharomycees cerevisiae
               Jamur Saccharomycees carevisiae, atau lebih dikenal dengan nama jamur ragi, telah memiliki peranan  di industri fermentasi. Karena kemampuannya dalam menghasilkan alkohol. S. cerevisiae adalah jamur bersel tunggal yang telah memahat milestones dalam kehidupan dunia. Jamur ini merupakan mikroorganisme pertama yang dikembangbiakkan untuk membuat makanan dan sifatnya dapat memfermentasikan maltosa secara cepat, memperbaiki sifat osmotolesance, mempercepat fermentasi kinetis, membekukan dan mencairkan, dan memiliki kemampuan memetabolisme substrat.
     4.    Metilen Blue 
          Struktur Metilen blue
   
                  Metilen blue  (CI 52015) adalah senyawa kimia aromatik heterosiklik dengan rumus kimia C16H18N3SCI. Senyawa ini banyak digunakan pada bidang biologi dan kimia. Pada suhu ruangan senyawa ini berbentuk padatan, tak berbau, berbentuk bubuk warna hijau tua yang akan menghasilkan larutan warna biru tua bila dilarutkan dalam air. Bentuk hidratnya mengandung 3 molekul air per molekul metilena biru.
   5. Sukrosa 
     Sukrosa atau sering disebut gula merupakan disakarida dengan rumus kimia C12H22O11 (ß-D-fructofuranosyl-α-D-glucopyranoside). Sifat fisik sukrosa : tidak berbau, larut dalam air dan etanol, tidak larut dalam eter dan kloroform, bersifat optis aktif. Sifat kimia sukrosa : dalam suasana asam dan suhu tinggi akan mengalami inverse menjadi glukosa dan fruktosa.
      fungsi sukrosa adalah :
      - Sumber energi
      - Cadangan lemak

F. Hasil dan Pembahasan 
    Hasil Pengamatan 
    
Tabung
Perubahan
Sebelum
Setelah
10 menit ke-1
10 menit ke-2
10 menit ke-3
10 menit ke-4
A
Biru (+++++)
(+++++)
Terbentuk banyak endapan
(++++)
Endapan lebih gelap & banyak
(++++)
Endapan tetap
(++++)
Endapan tetap
B
Biru (+++++)
(++++)
Terbentuk banyak endapan
(++++)
Endapan cukup putih & banyak
(++++)
Endapan tetap
(++++)
Endapan tetap
C
Biru (+++++)

(+++++)
-Terbentuk banyak Endapan
-Terbentuk Gelembung
(++++)
-Endapan putih & banyak
- Sedikit  gelembung
(+++)
-Endapan putih & bertambah
- Sedikit gelembung
(++)
- Endapan Putih & bertambah
- Sedikit gelembung
D
Biru (+++++)

(+++++)
- Terbentuk sedikit Endapan
- Terbentuk Gelembung
(++++)
- Endapan Putih & sedikit
- Banyak gelembung
(++)*
- Endapan putih dan berkurang
- Banyak gelembung
(+)*
- Endapan putih dan berkurang
- Banyak Gelembung
          



 Pembahasan 
                   Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H2O. Yang disebut substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air.
               Ragi adalah salah satu organisme hidup, bersel tunggal yang diklasifikasikan dalam keluarga Jamur, beberapa yang tidak membutuhkan oksigen untuk menghasilkan energi.
     Gambar Ragi :



                       Percobaan di awali dengan memasukan ragi sebanyak masing - masing 5 ml kedalam 2 tabung reaksi, ragi yang digunakan dibuat dengan mendadak dan masih beraksi, karena terlihat masih menggelembung. Bakteri yang digunakan sebagai bahan uji adalah dari keluarga fungi yaitu Saccharomeces cerevisae.

                  Saccharomyces cerevisiae adalah salah satu jenis fungi yang paling dikenal dan sering digunakan oleh manusia. Karena kemampuannya memetabolisme gula menjadi etanol dan gas karbondioksida, spesies ini sejak dulu telah digunakan dalam proses pembuatan roti. Mikroba ini Saccharomyces cerevisiae memerlukan kondisi lingkungan yang cocok untuk pertumbuhannya, yaitu nutrisi sebagai sumber energi terutama gula, pH optimum 4-5, temperatur optimum 28 ºC - 30ºC serta kebutuhan akan oksigen terutama pada awal pertumbuhan. Saccharomyces cerevisiae merupakan organisme fakultatif anaerob yang dapat menggunakan baik sistem aerob maupun anaerob untuk memperoleh energi dari pemecahan glukosa.
Satu tabung reaksi yang berisi ragi dipanaskan sampai mendidih dan terbentuk gelembung-gelembung. Fungsi pemanasan ini adalah sebagai pembeda suhu, sehingga pada hasil pengamatan dapat diketahui jenis apakah bakteri yang digunakan, apakah bersifat Termofilik (Tahan terhadap suhu tinggi atau panas) atau tidak. Selain memanaskan ragi, aquades 400 ml dipanaskan sampai suhu 35◦C samapai 40◦C. 
Ragi yang dipanaskan dimasukan kedalam 2 tabung (A dab B) masing – masing sebanyak 1 mL (20 tetes). Ragi yang tidak dipanaskan dimasukan kedalam 2 tabung (C dan D) masing – masing sebanyak 1 mL (20 tetes). 1 mL larutan sukrosa  10%, 1 ml metilen Blue dan aquades sebanyak 5 mL ditambahkan pada masing – masing tabung . semua tabung di aduk atau di kocok agar larutan homogen.
Fungsi penambahan Sukrosa adalah sebagai bahan bagi ragi atau bakteri untuk melakukan aktivitasnya, yaitu memecah gula sukrosa, sehingga dapat dilihat aktivitas yang dilakukakn oleh bakteri tersebut. Fungsi penambahan aquades adalah untuk mengencerkan larutan. Sedangkan penambahan metilen blue tidak berfungsi memberi warna pada sel, namun sebagai indicator adanya kehidupan dalam sel.
Metilen blue digunakan, karena tidak beracun sehingga aman digunakan. secara kimia larutan ini tidak mengganggu metabolisme dalam sel, sehingga pengamatan tetap akurat. Methylen blue merupakan indikator berbentuk kristal yang bila larut dalam air akan membentuk cairan berwarna biru. Methylen blue menjadi tidak berwarna dengan kehadiran enzim aktif, karena enzim akan menguraikan larutan tersebut. oleh karena itu, jika sel khamir masih hidup larutan akan tampak transparan. Sebaliknya, dengan ketiadaaan enzim aktif, larutan akan tetap berwarna biru yang menandakan bahwa tidak ada sel yang hidup.
Tabung A ditutup dengan kapas sehingga tidak ada udara yang masuk, Fungsi dari penutup pada tabung A untuk mengetahui apakah bakteri bersifat Termofilik dan Obligat (Tahan tanpa Oksigen) atau tidak. Tabung B Dibiarkan terbuka untuk mengetahui apakah bakteri bersifat termofilik dan fakultatif (membutuhkan oksigen) atau tidak. Tabung C ditutup dengan menggunakan kapas, hal ini berfungsi untuk melihat apakah bakteri hidup pada suhu normal dan bersifat Obligat (Tahan tanpa oksigen) atau tidak. Tabung D dibiarkan terbuka, hal ini berfungsi untuk melihat apakah bakteri hidup pada suhu normal dan bersifat fakultatif (Memerlukan oksigen).
Semua tabung dimasukan kedalam aquades yang sudah dipanaskan dengan suhu 35◦ C – 40◦C, hal ini berfungsi agar suhu pada tubung tetap pada atau konstan. Perubahan warna pada setiap tabung diamati setiap 10 menit.
Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 1. Terlihat bahwa perubahan warna pada setiap tabung berbeda :
Tabung A tidak mengalami perubahan warna yang signifikan, namun terbentuk endapan yang cukup banyak dan cukup gelap, baik pada 10 menit ke-1 maupun sampai 10 menit ke-4. Tidak terjadinya perubahan warna pada tabung A, disebabkan oleh bakteri yang ada sudah mati, karena proses pemanasan serta karena tabung ditutup oleh kapas, sehingga tidak ada oksigen yang masuk. Hal tersebut menyebabkan tidak adanya organisme yang memecah larutan metilen blue. Endapan yang terbentuk adalah berasal dari larutan sukrosa yang mengkristal ataupun larutan ragi yang mengendap. Karena tidak adanya perubahan warna, karena tidak adanya bakteri yang hidup, maka tidak terjadi pula respirasi pada sel tersebut.
Tabung B tidak mengalami perubahan warna yang signifikan, namun terbentuk endapan yang lebih putih dari tabung A. Perubahan warna yang hanya sedikit pada tabung B baik pada 10 menit pertama maupun 10 menit keempat. Perubahan yang sedikit ini dapat diakibatkan dari ragi yang dipanaskan, sehingga bakteri mati karena tidak tahan terhadap panas. Meskipun tabung B tidak ditutupi oleh kapas, tetap saja perubahan warna tidak terjadi dengan jelas, hal ini terjadi karena sel bakteri telah mati meskipun ada oksigen. Endapan yang terbentuk lebih putih dari pada pada tabung A, dapat terjadi karena adanya oksigen dari lingkungan yang masuk yang menyebabkan terjadinya reaksi didalam larutan. Endapan tersebut merupakan sukrosa dan ragi yang mengendap. Dikarenakan tidak terjadi perubahan warna pada tabung B, karena tidak adanya organisme yang hidup, sehingga tidak terjadi respirasi bakteri pada tabung B.
Tabung C mengalami perubahan warna dari biru terang (+++++) menjadi biru pudar atau biru pucat (++), perubahan warna semakin memudar daru 10 menit ke-1 sampai 10 menit ke-4. Hal ini perubahan warna ini menunjukan adanya sel hidup didalam larutan, sel bakteri tersebut mengeluarkan enzim yang aktif menguraikan larutan metilen biru sehingga berubah warna. Selain itu terbentuk endapan yang cukup banyak dan berwarna putih. Endapan ini terbentuk dari endapan bahan dan berwarna putih, karena adanya aktivitas bakteri yang ada didalam tabung, tidak ada oksigen didalam tabung,  karena tabung ditutup rapat oleh kapas.
Pada tabung C ini terbentuk gelembung-gelembung yang cukup banyak. Gelembung ini dapat terbetuk dari reaksi yang terjadi dalam tabung, karena terjadi perubahan warna maka dipastikan dalam tabung terdapat bakteri yang masih hidup dan aktif menguraikan metilen, karena adanya bakteri hidup tersebut maka bakteri melakukan aktivitas respirasi secara anaerob, karena taka da oksigen yang masuk dari lingkungan, maka hal ini disebut dengan fermentasi, karena respirasi tanpa oksigen. Pernafasan ini dapat diartikan sebagai serangkaian reaksi enzimatik yang mengubah glukosa (Sukrosa) secara tidak sempurna karena kekurangan oksigen. Respirasi ini menghasilkan gas CO2, karena menghsilkan CO2 maka terbentuklah gelembung pada tabung. Bakteri yang terdapat pada tabung C dapat hidup pada suhu normal atau suhu kamar (35◦C - 40◦C) dan bersifat obligat, karena dapat hidup meskipun tanpa oksigen, selain itu bakteri tersebut melakukan respirasi Anaerob.
Gambar tabung C: 


Respirasi anaerob terjadi karena jumlah oksigen sangat terbatas. Persamaan reaksi yang terjadi: 
C 6H12O6  ► 2CO2 +2C2H5OH
Tabung D mengalami perubahan warna yang signifikan dari 10 menit ke-1 sampai 10 menit ke-4, perubahan warna nya dari biru terang (+++++) sampai berwarna hampir putih (+). Perubahan warna ini sangat jelas terlihat. Hal ini terjadi karena Tabung D tidak dipanaskan dan tidak ditutup oleh penutup, sehingga bakteri masih hidup dan beraktivitas. Selain itu terbentuk endapan yang sedikit, namun berwarna putih, hal tersebut terjadi karena endapan yang terbentuk dari bahan di uraikan oleh bakteri yang hidup sehingga lebih sedikit. Namun gelembung yang dihasilkan cukup banyak, gelembung tersebut merupakan ciri bakteri mengalami respirasi. Respirasi yang dilakukan oleh bakteri pada tabung D adalah respirasi Aerob, respirasi ini dapat diartikan sebagai serangkaian reaksi enzimatis yang mengubah glukosa secara sempurna menjadi CO2, H2O dan energy. Reaksi ini terjadi secara sempurna karena terdapat cukup oksigen itu sebabnya endapan yang dihasilkan lebih sedikit. Bakteri yang terdapat pada tabung D ini dapat hidup pada suhu normal atau suhu kamar dan tidak bersifat obligat, karena bisa hidup dengan adanya oksigen, selain itu bakteri tersebut melakukan respirasi Aerob.
 Gambar tabung D :  

Proses pembakaran glukosa secara aerob dapat ditulis sebagai berikut:
C6H12O6+6O2   ► 6CO2 + 6H2O + Energi
Semua sel aktif terus menerus melakukan respirasi dan sering menyerap O2 dan melepaskan CO2 dalam volume yang sama. Namun,seperti diketahui respirasi lebih dari sekedar pertukaran gas secara sederhana. Proses keseluruhan merupakan reaksi oksidasi-reduksi yaitu senyawa di oksidasi menjadi CO2, sedangkan O2 yang diserap direduksi membentuk H2O. Jika karbohidrat misalnya dalam pengamatan ini sukrosa merupakan substrat respirasi dan jika mereka secara sempurna di oksidasi maka volume O2 yang diambil persis berimbang dengan CO2 yang dilepaskan. Energi yang ditangkap diproses oksidasi sempurna. Beberapa senyawa dapat digunakan untuk mensintesis molekul lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
Pada dasarnya, respirasi adalah proses oksidasi yang dialami senyawa berenergi Tinggi (SET) sebagai unit penyimpan energi kimia pada organisme hidup. SET, seperti molekul gula atau asam-asam lemak, dapat dipecah dengan bantuan enzim dan beberapa molekul sederhana.
Reaksi oksidasi yang terjadi di dalam tabung yaitu saat tabung yang berisi larutan sukrosa dipanaskan atau dioksidasi sempurna maka karbon akan berubah menjadi gas CO2 dan Hidrogen akan berubah menajdi H2O, melalui Reaksi :
C11H22O11 (s) + 32O2 ► 21CO2 (g) + 22H2 (g)
Katerbatasan oksigen menyebabkan terjadinya penguraian yang tidak sempurna.

G. Pertanyaan
1. Apakah yang dimaksud dengan respirasi sel ?
                 Respirasi sel adalah penguraian senyawa organik kompleks secara kimia dengan bantuan oksigen yang menghasilkan energi yang digunakan untuk kegiatan hidup makhluk hidup, energi yang dihasilkan dalam bentuk Adenosin Trifosfat (ATP) yang merupakan sumber energi untuk seluruh kegiatan dan aktivitas makhluk hidup, kemudian melepaskan produk-produk limbah. bahan baku yang digunakan dalam respirasi sel adalah sejenis gula yang dikenal dengan istilah gula heksosa. 
2. Apakah yang dimaksud dengan oksidasi ?
                 Oksidasi adalah reaksi dimana suatu senyawa kimia kehilangan elektron selama perubahan dari reaktan menjadi produk atau oksidasi pula dapat diartikan sebagai suatu reaksi kimia yang melibatkan oksigen di dalamnya. 
               Contohnya  tabung yang berisi larutan sukrosa dipanaskan atau dioksidasi sempurna maka karbon akan berubah menjadi gas CO2 dan Hidrogen akan berubah menajdi H2O, melalui Reaksi :  C11H22O11 (s) + 32O2 ► 21CO2 (g) + 22H2 (g).
3. Apa sebabnya terjadi perbedaan warna antara tabung A, B, dengan tabung C, dan D ? 
                 Terjadinya perbeddaan kecepatan perubahan warna pada tabung A, B dengan tabung C, D disebabkan karena perbedaan perlakuan yang menyebabkan bakteri atau sel yang ada pada setiap tabung berbeda. Pada tabung A dan b mengalami perlambatan waktu perubahan warna, karena tabung A dan b ragi yang digunakan dipanaskan terlebih dahulu yang menyebabkan bakteri yang ada didalam tabung mati atau berkurang, karena tidak adanya sel hidup bakteri didalam tabung, maka tidak ada zat aktif yang dapat mengurai metilen blue sehingga warna tetap biru. selain itu pada tabung A tabung ditutup yang menyebabkan tidak ada oksigen yang masuk dan dapat menyebabkan bakteri yang seharusnya membutuhkanoksigen menjadi tidak mendapat oksigen.
Sedangkan pada tabung C dan D yang mengelami perubahan warna yang cepat dan terlihat dengan jelas dan sangat signifikan, karena perlakuan yang diberikannya berbeda yaitu ragi yang digunakan sebelumnya tidak dipanaskan sehingga sel atau bakteri masih tetap hidup, sehingga masih ada zat aktif yang dapat menguraikan larutan metilen blue sehingga terjadi perubahan warna yang signifikan.

H. Kesimpulan 
    1.      Respirasi sel 
                    merupakan sebuah proses perombakan molekul organic kompleks yang kaya akan energy potensial menjadi produk limbah yang berenergi rendah pada tingkat sel. Respirasi ini adalah proses dimana energy yang tersimpan dalam glukosa dilepaskan oleh sel-sel menjadi energy atau bahan lain. Respirasi pada makhluk dapat dikatan seperti pernafasan, respirasi ini memiliki perbedaan berdasarkan dari jenis makhluk tersebut, ada yang respirasi yang terjadi dengan bantuan oksigen (aerob) dan ada yang tidak (Anaerob).
  2.  Respirasi Anaerob (fermentasi), 
             merupakan sebuah proses respirasi yang tidak memerlukan oksigen dalam prosesnya, makhluk atau sel-sel dapat beraktivitas atau berespirasi dengan baik tanpa oksigen, bahkan ada yang malah mati jika terdapat oksigen. Makhluk yang dapat berespirasi tanpa membutuhkan oksigen disebut dengan obligat. Pernafasan ini dapat dikatakan sebagai serangkain reaksi enzimatik yang mengubahglukosa secara tidak sempurna karena kekurangan oksigen. Respirasi enaerob menghasilkan jumlah energy yang lebih sedikit dari pada energy yang dihasilkan dari respirasi aerob, karena proses yang dilalui nya berbeda.
 3.   Berdasarkan pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui jenis respirasi pada suatu sel dapat dilakukan dengan mencoba memanaskan suatu bahan yang berisi bakteri atau dengan menutup bahan sehingga tidak ada oksigen yang masuk.  Hasil dari pengamatan respirasi bakteri Saccharomeces cerevisae, dapat dikatakan bahwa bakteri tersebut merupakan bakteri yang berespirasi secara aerob dan anaerob, namun jenis bakteri ini tidak bersifat Thermofilik (Tahan panas).
 4.    Proses oksidasi pada respirasi dapat dilihat dari terbentuknya gelembung yang terjadi pada tabung D, karena gelembung tersebut merupakan hasil dari oksidasi, yaitu reaksi antara sukrosa dengan oksigen yang menghasilkan gas CO2 yang dalam pengamatan berupa gelembung-gelembung. 



Daftar Pustaka :
-     Https://id.mwikipedia.org/wiki/respirasi_Seluler (17 nov 2017, 17:03 WIB)  
-     Https://id.mwikipedia.org/wiki/saccharomyces_cerevisae (17 Nov 2017, 17:11 WIB)
-  Https://salamahgizi.blogspot.co.id/2012/04/accharomyces-cerevisae.html?m=1 (17 Nov 2017, 17:15 WIB) 
-    https://www.edubio.info/2013/12/respirasi-aerob.html?m=1 (17 Nov 2017 16.50 WIB)
-    https://id.m.wikipedia.org/wiki/redoks (17 Nov 2017, 16.30 WIB)
-    https://blogkimiawan.blogspot.co.id2012/0/hidrokarbon.html?m=1 (17 Nov 2017, 16:45 WIB)
-    https://akurakurus.blogspot.co.id2014//12/laporan-praktikum-fermentasi-aerob-dan.html?m=1 (17 Nov 2017, 17:25 WIB)


Lampiran 
a. Percobaan 10 menit pertama

b. Percobaan 10 menit kedua

c. Percobaan 10 menit ketiga

d. Percobaan 10 menit keempat 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LAPORAN KULIAH LAPANGAN

LAPORAN KULIAH LAPANGAN FISIOLOGI HEWAN Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Praktikum Fisiologi Hewan Yang diampu ...